Pada saat yang sama, 807 mobil dan 187 sepeda motor terbakar, 144 bangunan rusak, serta 160 kilogram emas hilang dari sejumlah toko perhiasan.
Pertokoan dan perkantoran di Pasar Senen dan Harmoni juga dibakar dan dijarah oleh massa.
Tentunya hal ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah, apalagi ketika itu terjadi tepat ketika PM Jepang mengunjungi Indonesia.
Baca juga: Hari Ini 5 Tahun Lalu, Kopi Sianida Pesanan Jessica yang Tewaskan Mirna...
Soeharto malu dan marah besar terhadap aksi para mahasiswa. Lantas menyuruh segenap jenderal untuk melakukan tindakan terhadap para mahasiswa.
Di sisi lain, mahasiswa yang melakukan aksi politik tanpa kekerasan merasa aksinya ditunggangi oleh okum yang berupaya mengubah aksi unjuk rasa menjadi kerusuhan dan penjarahan.
Harian Kompas edisi 23 Desember 1974 mencatat Hariman Siregar harus menjalani persidangan selama empat bulan sebelum akhirnya divonis enam tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena dinilai melakukan tindak pidana subversi.
Setelah Peristiwa Malari, sejumlah langkah diambil Soeharto, salah satunya adalah pembubaran lembaga asisten pribadi presiden yang menjadi salah satu tuntutan mahasiswa saat itu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan