DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita meminta masyarakat Depok tidak menolak vaksinasi Covid-19.
Warga diminta tak perlu khawatir dengan rumor sebab vaksin yang akan disuntikkan secara massal telah melalui tahap penelitian yang ketat dan teruji.
"Jadi, kalau menolak, kalau kata saya malah rugi," ujar Novarita kepada wartawan, Kamis (14/1/2021), di RS Universitas Indonesia.
Presiden RI Joko Widodo sudah menyebutkan bahwa vaksinasi Covid-19 tidak dipungut biaya.
Vaksin Covid-19 yang sudah tiba di Indonesia dan sekarang sedang didistribusikan adalah CoronaVac buatan Sinovac Biotech, China, dengan harga 30 dolar AS atau sekitar Rp 424.000 per dosis.
"Mungkin nanti ada kebijakan baru lagi, bayar atau apa, kan pemerintah, kami enggak tahu," tambah Novarita, yang kemarin masuk jajaran 10 pejabat lokal penerima pertama vaksin Covid-19 di Depok.
Baca juga: 3.977 Pasien Masih Positif Covid-19 di Depok, Terbanyak Selama Pandemi
Ia bilang, selama dan setelah penyuntikan vaksin Covid-19 "tidak ada rasanya".
Novarita juga memastikan, penapisan/screening sebelum vaksinasi akan dilakukan dengan ketat.
Setelahnya, efek samping yang rutin terjadi usai vaksinasi apa pun juga akan dipantau oleh fasilitas kesehatan.
Penerima vaksin Covid-19 akan memperoleh kartu yang menyatakan bahwa dirinya sudah disuntik vaksin, plus nomor yang dapat dihubungi apabila muncul gejala setelah vaksinasi.
"14 hari kemudian divaksin lagi. Diharapkan sudah ada antibodi di dalam tubuhnya ketika divaksin dua kali, kalau sekali belum," tutur Novarita.
"Jadi vaksin ini optimal ketika dua kali penyuntikan dengan jangka waktu 14 hari," ucapnya.
Baca juga: Jabar Disebut Siap Rekonsiliasi Data Selisih Kasus Covid-19 di Depok
Sebagai informasi, Depok kebagian jatah 11.140 vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech untuk vaksinasi Covid-19 tahap 1 dengan prioritas tenaga kesehatan.
Sepuluh di antaranya sudah dipakai saat launching di RS Universitas Indonesia, Kamis pagi, di mana 10 pejabat lokal menjadi penerima pertama vaksin tersebut.
Sekitar 11.130 sisanya kini sedang dalam proses distribusi ke fasilitas-fasilitas kesehatan (faskes).