Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kasus Covid-19 Jakarta Terus Meroket dan Pemerintah Dianggap Kebobolan

Kompas.com - 15/01/2021, 12:47 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com-Penyebaran kasus Covid-19 di Jakarta makin mengkhawatirkan, tercermin dari laporan kasus harian yang terus melonjak.

Dalam dua hari belakangan, penambahan kasus harian bahkan menembus angka 3.000, dengan jumlah kasus kematian melebihi 40 dalam sehari.

Pada Kamis (14/1/2021), terdapat 3.165 kasus baru dengan 41 pasien meninggal dunia.

Total kasus Covid-19 di Ibu Kota hingga Kamis kemarin mencapai angka 217.897, dan 20.499 di antaranya merupakan kasus aktif.

Kasus kematian akibat virus SARS-CoV-2 tersebut juga semakin meningkat dari hari ke hari.

Baca juga: Ancaman Lonjakan Covid-19 Jakarta di Tengah Menipisnya Tempat Isolasi dan ICU

Berikut catatan penambahan kasus Covid-19 dan angka kematiannya dalam sepekan terakhir di Jakarta:

  • 8 Januari: 2.959 kasus baru, 28 pasien meninggal
  • 9 Januari: 2.753 kasus baru, 22 pasien meninggal
  • 10 Januari: 2.711 kasus baru, 32 pasien meninggal
  • 11 Januari: 2.461 kasus baru, 34 pasien meninggal
  • 12 Januari: 2.669 kasus baru, 38 pasien meninggal
  • 13 Januari: 3.476 kasus baru, 45 pasien meninggal
  • 14 Januari: 3.165 kasus baru, 41 pasien meninggal

Akibat kasus Covid-19 yang kian masif, ketersediaan fasilitas kesehatan pun semakin menipis.

Data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta per 15 Januari 2021 pukul 06.00 WIB menunjukkan hanya tersisa 77 tempat tidur intensive care unit (ICU) untuk pasien Covid-19. Sedangkan tempat tidur isolasi hanya tersisa 679.

Ketersediaan lahan pemakaman untuk jenazah pasien Covid-19 pun semakin kritis.

Blok makam khusus jenazah pasien Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, sudah dinyatakan penuh pada November tahun lalu.

Setelah TPU Pondok Ranggon dinyatakan penuh, TPU Tegal Alur yang menyediakan blok makam khusus jenazah pasien Covid-19 pun kini menyusul.

Baca juga: Blok Makam Covid-19 Khusus Jenazah Muslim di TPU Tegal Alur Penuh

Pada Selasa (12/1/2021), pemakaman jenazah pasien Covid-19 mulai dialihkan ke TPU Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjanjikan akan segera menyediakan TPU baru untuk jenazah pasien Covid-19 di Rorotan, Jakarta Utara, namun belum terealisasi hingga kini.

Kasus kematian pasien Covid-19 di Jakarta lebih cepat terjadi ketimbang penyediaan lahan makam di TPU Rorotan.

Ditemukan banyak pelanggaran protokol kesehatan

Pemprov DKI Jakarta mencatat banyaknya pelanggaran protokol kesehatan dalam tiga hari pertama diterapkannya kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Data yang dihimpun Satpol PP DKI Jakarta pada 11-13 Januari 2021 menunjukkan terdapat 1.538 orang yang tidak menggunakan masker, 21 di antaranya dikenai sanksi denda dan sisanya dikenai sanksi sosial.

Baca juga: Serba-serbi Raffi Ahmad Berkumpul Tanpa Masker Usai Divaksin, Permohonan Maaf dan Penyataan Polisi

Tidak hanya pelanggaran yang dilakukan perorangan, ada juga 41 restoran atau rumah makan yang ditemukan melanggar protokol.

Dua di antaranya dikenai sanksi penghentian sementara operasional dan 39 lainnya dikenai sanksi berupa pembubaran dan teguran tertulis.

Selain itu, 60 perkantoran atau tempat usaha industri juga terbukti melanggar ketentuan PSBB. Lima di antaranya ditutup sementara, dan sisanya mendapat teguran tertulis.

Epidemiolog sebut pemerintah kebobolan

Epidemiolog dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan situasi pandemi di Indonesia, termasuk Ibu Kota, saat ini sudah memasuki tahap yang sangat serius.

Ia bahkan menjelaskan bahwa Indonesia sudah menunjukkan late indicator atau indikator keterlambatan penanganan pandemi dengan angka kematian dan jumlah kasus yang terus meroket.

Baca juga: Jadi RS Rujukan, Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RS Ukrida Terisi 28 Persen

"Kalau (indikator ini) sudah muncul, berarti kita sudah telat, kebobolan, dalam memantau indikator awal pandemi," ujarnya.

Maka ia berpendapat, pemerintah dan masyarakat tidak bisa lagi bermain-main dalam penanganan pandemi.

"Ibaratnya kalau saya menolong orang melahirkan, misalnya, ketika saya datang kapala bayinya sudah di ujung. Saya tidak bisa pergi ke mana-mana dulu lalu baru menolong ibu itu," ungkap Dicky.

Oleh karenanya, epidemiolog tersebut meminta agar pemerintah dan masyarakat lebih serius dalam penanganan pandemi.

Baca juga: Satpol PP DKI Kerahkan 2.000 Personel Awasi Penerapan PSBB Jakarta

Contohnya dengan menggencarkan 3T testing, tracing, dan treatment bagi pemerintah.

Sedangkan untuk masyarakat dengan menerapkan 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas interaksi, dan menghindari kerumunan.

Pemerintah Indonesia sendiri melaporkan penambahan 11.557 kasus harian pada Kamis kemarin, sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai angka 869.600. Sebanyak 25.246 di antaranya meninggal dunia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus harian paling tinggi, yakni 3.165 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melonjak, Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com