Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kematian Akibat Covid-19 Meningkat Karena Faskes Penuh . . .

Kompas.com - 17/01/2021, 09:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini Lapor Covid-19 melaporkan seorang warga domisili Depok, Jawa Barat, meninggal di taksi online dalam keadaan menderita gejala Covid-19.

 Insiden terjadi pada 20 Desember 2020 lalu.

Berita tersebut kemudian disampaikan oleh keluarga pasien pada Lapor Covid-19, Minggu (3/1/2021).

"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak 10 rumah sakit rujukan Covid-19," ujar Lapor Covid-19 dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/1/2021)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita belum dapat mengonfirmasi kabar tersebut. Ia mengatakan tengah mencari identitas sang korban.

Baca juga: Warga Depok Meninggal di Taksi Online Usai Ditolak 10 RS Covid-19, Bukti Pandemi Makin Gawat

"Saya mau tahu motivasinya apa. Apakah tidak ada perhatian atau dia pergi ke rumah sakit atas inisiatif sendiri dan tidak sabar menunggu," ujarnya, Sabtu (16/1/2021).

Novita menambahkan bahwa saat ini, Instalasi Gawat Darurat dipenuhi oleh pasien.

"Akhirnya dia nyari-nyari sendiri mungkin sampai ke 10 rumah sakit," imbuhnya.

Alarm soal ancaman kolapsnya fasilitas kesehatan (faskes) di Depok sudah berbunyi sejak akhir November 2020.

Saat itu okupansi ruang isolasi Covid-19 dari dua rumah sakit milik pemerintah, yakni RSUD Kota Depok dan RS Universitas Indonesia, mulai menyentuh 80 persen.

Baca juga: UPDATE 16 Januari: Tambah 370, Kasus Covid-19 di Depok Kini 21.453

Pada 29 Desember 2020, ketika pasien aktif Covid-19 menyentuh angka 3.343 orang, Direktur RSUD Kota Depok Devi Maryori mengatakan bahwa IGD di rumah sakit tersebut sudah penuh.

Akibatnya, pasien mesti mengantre untuk bisa mendapatkan perawatan.

Saat ini, jumlah pasien aktif Covid-19 di Depok berjumlah 4.204 orang, terbanyak selama 10 bulan pandemi melanda.

Sementara untuk kasus kumulatif Covid-19 di Depok hingga Sabtu kemarin adalah 21.463 kasus. Sebanyak 16.754 di antaranya dinyatakan sembuh, dan 495 orang meninggal dunia.

Baca juga: Pandemi Memburuk, Depok Kemungkinan Tambah 50 Tempat Tidur Isolasi di RS

Kasus di DKI Jakarta

Dinas Kesehatan DKI Jakata mengonfirmasi bahwa salah satu penyebab meningkatnya angka kematian pasien di Ibu Kota karena faskes hampir penuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com