Berikut rincian kasus kematian akibat Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir:
11 Januari: 34 meninggal dunia
12 Januari: 38 meninggal dunia
13 Januari: 45 meninggal dunia
14 Januari: 41 meninggal dunia
15 Januari: 35 meninggal dunia
16 Januari: 35 meninggal dunia
17 Januari : 34 meninggal dunia
Angka kematian periode 11-17 Januari lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya. Pasalnya, pada periode 4-10 Januari, ada peningkatan kematian akibat Covid-19 sebesar 172 kasus atau 51 persen. Berikut rinciannya:
4 Januari: 24 Meninggal
5 Januari: 23 Meninggal
6 Januari: 18 Meninggal
7 Januari: 25 Meninggal
8 Januari: 28 Meninggal
9 Januari: 22 Meninggal
10 Januari: 32 Meninggal
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengakui, salah satu penyebab meningkatnya angka kematian pasien Covid-19 adalah fasilitas kesehatan yang tidak lagi mampu menampung lonjakan kasus.
Baca juga: Saat Kematian Akibat Covid-19 Meningkat Karena Faskes Penuh . . .
Sebab, keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di Ibu Kota per tanggal 14 Januari adalah 88 persen. Sedangkan untuk tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) sudah terisi 83 persen.
"Mungkin itu (faskes yang tidak lagi mampu menampung lonjakan kasus Covid-19) salah satu (penyebabnya)," ujar Kelapa Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Weningtyas Purnomorini, Jumat (15/1/2021).
Namun, Weningtyas juga mengungkap kemungkinan faktor lain yang menjadi penyebab meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota.
"Manivestasi klinisnya juga berbeda-beda kan, mungkin juga (meninggal karena) komorbid. Banyak faktor sebenernya," ujar Weningtyas, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Baca juga: Seluruh Kelurahan di Jakarta Miliki Kasus Aktif Covid-19, Tertinggi di Tugu Utara
Epidemiolog dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman, mengatakan penyebab lonjakan kasus Covid-19 bukan hanya karena libur natal dan tahun baru, melainkan akumulasi dari peristiwa besar lainnya.
Salah satunya adalah Pilkada serentak yang dilaksanakan 9 Desember 2020 lalu.
Oleh karena itu, Dicky mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Langkah 3M itu harus dibarengi dengan peningkatan 3T (testing, tracing dan treatment) oleh pemerintah.
Menurut Dicky, program vaksinasi yang saat ini sudah dimulai di beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta, hanya salah satu bagian dari upaya menyelesaikan pandemi Covid-19.
"Dengan belum adanya kepastian tingkat kemampuan vaksin (dalam mengenyahkan Covid-19), tentu kita harus terus melakukan strategi yang sangat vital, penting, fundamental, yaitu 3T dan 5M," ujar Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.