JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan tempat tidur isolasi dan tempat tidur Intesive Care Unit (ICU) di DKI Jakarta kian hari kian menipis.
Data terakhir yang dibacakan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Weningtyas Purnomoirini pada Jumat (15/1/2021) lalu, tempat tidur isolasi sudah berada di angka keterisian 88 persen dari 7.727 tempat tidur yang tersedia.
Sedangkan untuk Intensive Care Unit (ICU), dari 1.011 tempat tidur yang disediakan, sudah terisi sebanyak 83 persen.
Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 di Jakarta Meningkat 72 persen Dalam Sepekan, Ada Apa?
Keterisian tersebut merupakan jumlah secara keseluruhan dari 101 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta.
Kondisi serupa juga dialami oleh Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.
Koordinator RSD Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan tingkat keterisian tempat tidur isolasi RSD Wisma Atlet berada di angka 80 persen.
"Terjadi peningkatan kasus, waktu itu kira-kira 60 persen saat ini hunian menjadi 80 persen," kata Tugas di acara talkshow di chanel Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Senin (18/1/2021).
Nada pesimis awalnya dilontarkan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI Jakarta Weningtyas pada 6 Januari lalu.
Dia memprediksi apabila kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat, kemungkinan tempat tidur ICU di Jakarta akan penuh pada Februari 2021 mendatang.
Hal tersebut terjadi, kata Weningtyas, apabila pemerintah tidak mau memberikan intervensi agar kasus Covid-19 di Jakarta tidak terus menerus mengalami peningkatan.
Baca juga: Sepekan PSBB Jakarta, Kasus Aktif hingga Kematian Akibat Covid-19 Meningkat
Namun meskipun saat ini pemerintah memberikan intervensi dengan memberlakukan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) 11-25 Januari.
Weningtyas pun tidak bisa memastikan, setelah intervensi pemerintah tersebut apakah ruang ICU bisa tetap tersedia di bulan Februari mendatang. Melihat saat ini kasus Covid-19 di Jakarta semakin bertambah masif.
"Ya mudah-mudahan enggak ya, saya belum bisa prediksi, tapi mudah-mudahan enggak," kata Weningtyas, Jumat lalu.
Nada pesimis juga keluar dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang tidak lagi menyebut soal angka rencana penambahan fasilitas kesehatan untuk pasien Covid-19.
Berulang kali Ariza mengatakan sebanyak apapun pemerintah menambah fasilitas kesehatan untuk pasien Covid-19, tidak ada gunanya apabila peningkatan kasus Covid-19 jauh lebih cepat dari pertumbuhan fasilitas kesehatan.
"Kecepatan kami di Ibu Kota menyiapkan berbagai fasilitas termasuk SDM, itu akan kalah cepat dengan peningkatan penyebaran Covid kalau kita tidak bisa mengerem penyebaran itu," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/1/2021).
Tidak ada jalan lain, kata Ariza, untuk menghentikan kasus Covid-19 yang semakin meningkat yaitu dengan cara mencegah penularan.
Itulah sebabnya, kata dia, apa yang dilakukan pemerintah selama ini hanya berkontribusi 20 persen dari pencegahan penyebaran Covid-19.
Sedangkan sisanya 80 persen terletak pada kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menjalani protokol kesehatan.
"Untuk itu sekali lagi tidak ada artinya upaya pemerintah sebaik mungkin, semaksimal mungkin, secepat mungkin, kalau tidak mendapat dukungan warga Jakarta untuk disiplin menggunakan masker," tutur Ariza.
Lonjakan kasus Covid-19 tidak hanya terlihat di jumlah angka kasus saja, tetapi juga di jumlah kelurahan yang kini memiliki pasien aktif Covid-19.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.