Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesulitan TPU Jombang Kelola Limbah APD, Tak Diperhatikan Pemkot hingga Dibakar Mandiri

Kompas.com - 19/01/2021, 06:06 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

"Kami sudah pengajuan ke atasan, mungkin atasan yang lebih berwenang. Kami sudah mengajukan, katanya nanti kami bisa dapat," ungkapnya.

Dibakar agar tak menumpuk

Selama ini, pihak TPU Jombang menimbun sendiri sampah berupa baju hazmat, masker medis, hingga sarung tangan sekali pakai di tanah area pemakaman.

Setelah itu, sampah yang masuk kategori limbah infeksius itu akan dimusnahkan dengan cara dibakar agar tidak semakin menumpuk.

Tabroni mengemukakan, pihaknya membakar limbah medis tersebut tanpa dikelola secara khusus lantaran tidak adanya fasilitas.

Bahkan, tidak ada pihak ketiga pengelola limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) rekanan Pemerintah Kota Tangerang yang ditugaskan untuk membantu mengelola sampah medis di TPU Jombang

"Iya makanya kami manual aja, kami bakar," ungkap Tabroni.

Dia berharap agar TPU Jombang segera difasilitasi wadah khusus untuk menampung limbah medis, agar permasalahan sampah yang dihasilkan dari proses pemakaman jenazah Covid-19 bisa segera diatasi.

"Jadi kami bisa lebih bersihlah, enggak berserakan," pungkasnya.

Tidak dipantau Pemerintah Kota

Masalah sampah medis di TPU Jombang selama ini tidak diketahui oleh Pemerintah Kota Tangerang.

Saat dikonfirmasi, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany belum mengetahui kondisi tersebut dan menyatakan bakal melakukan pengecekan.

"TPU Jombang? Nanti saya cek ya, kirimin ke saya (informasinya)," kata Airin saat diwawancarai di Gedung PMI Tangerang Selatan, Senin.

Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Deden Deni mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti permasalahan tersebut.

"Ya nanti kami tindak lanjuti," ujar Deden.

Menurut Deden, banyaknya sampah medis berserakan hingga pengelolaannya yang tidak tepat, menjadi catatan Dinas Kesehatan untuk dievaluasi.

Pihaknya bakal berkoordinasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimta) yang menaungi lokasi pemakaman.

"Iya jadi catatan kami. Kami nanti koordinasi dengan Disperkimta," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com