Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update: 34 Jenazah Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, Salah Satunya Bayi 11 Bulan

Kompas.com - 19/01/2021, 07:51 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Dari 34 korban yang teridentifikasi, 23 orang di antaranya sudah diserahkan kepada pihak keluarga.

Terbaru, jenazah Oke Dhurrotul Jannah, Yuni Dwi Saputri, Iu Iskandar, Nelly, Rizky Wahyudi, Rosi Wahyuni, Diego Mamahit, dan Supianto diserahkan ke keluarga pada Senin kemarin.

Sebelumnya, jenazah yang telah diserahkan ke pihak keluarga adalah jenazah dari Okky Bisma, Asy Habul Yamin, Fadly Satrianto, dan Ricko.

Kemudian, Agus Winarni, Pipit Piyono, Ihsan Adhlan Hakim, Isti Yudha Prastika, Ninda Amelia, Putri Wahyuni, Yohanes Suherni, Indah Halimah Putri, Arifin Ilyas, Makrufatul Yeti, dan Khasanah.

Baca juga: 5 Fakta Terbaru Operasi SAR Sriwijaya Air SJ 182, Diperpanjang 3 Hari hingga 34 Korban Teridentifikasi

Update data

Data terbaru, tim DVI telah menerima 438 sampel DNA.

"Kami telah menerima sebanyak 438 sampel DNA, baik itu antemortem ataupun postmortem," ujar Komandan tim DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko, Senin.

Kemudian, tim DVI juga menerima 308 kantong jenazah dan 168 kantong properti.

"Seluruhnya sudah dilakukan pemeriksaan, termasuk 168 kantong properti," ujar Rusdi, Senin sore.

Tim DVI kini juga telah mengantongi data rekaman Closed-Circuit Television guna mempermudah proses identifikasi.

"Saat ini, kami sudah mengantongi data dari CCTV, yakni CCTV yang ada di bandara sebelum para korban memasuki pesawat. Nanti akan dianalisis dengan alat kami. Mudah-mudahan nanti hasilnya jelas dan segera diperoleh," Kasubag Ren Inafis Polri AKBP Yani, Senin.

"Mudah-mudahan melalui analisis CCTV yang diperoleh, bisa lebih mendukung terkait kejelasan data korban," tambah dia.

Santunan bagi korban yang tidak teridentifikasi

Pihak Jasa Raharja memastikan, korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang tidak teridentifikasi tetap mendapat santunan.

"Prinsipnya dapat. Nanti kami mencari cara bagaimana mendapat dokumen, yang penting dokumen kan. Misalnya manifes, kartu keluarga, dan sebagainya," ujar Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi Jasa Raharja, Wahyu Wibowo, Senin.

Per Senin pagi kemarin, Jasa Raharja sudah menyelesaikan santunan kepada 25 ahli waris.

Pi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada 9 Januari lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Pesawat tersebut mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com