JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus melakukan proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Hingga saat ini, tim DVI berhasil mengidentifikasi 34 korban dari 62 penumpang pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut.
Kendati demikian, ada beberapa kendala yang dialami tim DVI dalam proses identifikasi ini.
"Operasi tim DVI adalah operasi yang terkait dengan stakeholder yang lain. Sehingga kami sangat tergantung dengan hasil yang didapatkan di fase 1 (posko Jakarta International Container Terminal 2)," kata Komandan DVI Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Update: 34 Jenazah Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, Salah Satunya Bayi 11 Bulan
Kendala kedua, yakni proses identifikasi dilakukan saat masa pandemi Covid-19.
"Kami lakukan protokol kesehatan, sehingga jangan sampai di dalam operasi ada klaster baru. Kami menghindari kerumunan, pemeriksaan tidak kami laksanakan secara penuh," tutur Hery.
"Tadi kami sampaikan hanya 4 meja pemeriksaan, sebetulnya kami punya 20 meja pemeriksaan. Tiap meja diisi 5 pemeriksa, kalau 20 ada berapa. Kami tidak mau ada klaster. Kami juga melaksankan 3M," tambah dia.
Tim DVI juga melakukan sistem shift, sehingga personel yang melakukan pemeriksaan berganti setiap harinya.
"Pemeriksaan di kamar jenazah itu memerlukan waktu, sehingga kami harus refreshing untuk timnya," lanjut Hery.
Baca juga: Daftar Temuan Penting Selama 10 Hari Operasi Pencarian Sriwijaya Air SJ 182
Sejauh ini, tim DVI telah menerima 438 sampel DNA. Rinciannya, 293 sampel postmortem dan 145 sampel dari keluarga.
"Sementara untuk kantong jenazah ada 310. Bertambah dua dibanding kemarin malam. Properti yang kami terima sebanyak 250 kantong," ujar Herry.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada 9 Januari lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.