JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan terowongan silaturahmi yang akan menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta akan berdampak pada arus lalu lintas di sekitar proyek.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, arus lalu lintas mulai dialihkan pada saat pelaksanaan pembangunan terowongan silaturahmi 20 Januari 2021.
"Pelaksanaan mulai 20 Januari sampai dengan 31 Maret 2021 selama pekerjaan lalu lintas yang melintasi Jalan Katedral akan dialihkan," kata Syafrin dalam keterangan tertulis, selasa (19/1/2021).
Baca juga: Tak Hanya Simbol Kerukunan, Ini Fungsi Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral
Syafrin mengatakan, adapun beberapa arus lalu lintas yang akan dialihkan, yaitu lalu lintas dari arah Gunung Sahari menuju Harmoni dialihkan ke Jalan Lapangan Benteng Utara-Jalan Lapangan Benteng Barat-Jalan Pejambon-Jalan Medan Merdeka Timur-Jalan Medan Merdeka UTara-Jalan Majapahit atau Jalan Veteran I.
Lalu lintas dari Gambir menuju Ancol dialihkan melalui Jalan Perwira-Jalan Lapangan Benteng Barat-Jalan Lapangan Benteng Selatan-Jalan Gunung Sahari.
Syafrin mengatakan, pelayanan Transjakarta Koridor 2 Pulogadung-Harmoni juga akan berdampak.
"Pelayanan (di) Halte Transjakarta Istiqlal di Jalan Perwira sementara tidak dapat melayani penumpang," tutur Syafrin.
Baca juga: Makna Mendalam dari Setiap Lekuk Arsitektur Masjid Istiqlal...
Begitu juga dengan Halte Gambir 1 menuju Jalan Medan Merdeka Utara-Jalan Majapahit-Harmoni.
Untuk penumpang yang akan menuju Halte Juanda akan dilakukan transit di Halte Harmoni.
Sedangkan untuk rute Transjakarta 5D PGC-Harmoni akan dialihkan menuju Jalan Gunung Sahari-Simpang Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan KH. Samanhudi-ke kiri Jalan Hayam Wuruk hingga tiba di Halte Harmoni.
"Diimbau kepada para pengguna jalan agar menghindar ruas jalan tersebut dan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang diterapkan, mematuhi rambu-rambu lalu lintas," kata Syafrin.
Wakil Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah sebelumnya menegaskan, terowongan ini tak hanya berfungsi sebagai simbol kerukunan antar umat Islam dan Nasrani.
Namun, terowongan ini juga dibangun sebagai fasilitas untuk memudahkan jemaah.
"Kan banyak yang bilang itu terowongan enggak perlu, kerukunan katanya cukup dari hati. Enggak, memang itu fasilitas," kata Abu saat ditemui Kompas.com di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (8/1/2021).
Baca juga: Renovasi Tahap II, Masjid Istiqlal Akan Tersambung ke Katedral hingga Monas
Abu menjelaskan, selama ini banyak jemaah Katedral yang memarkirkan kendaraan di Masjid Istiqlal saat ibadah. Itu karena fasilitas parkiran di Gereja Katedral terbatas.