Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Keluar dari Daftar Kota Termacet di Dunia, Apa Indikator Penilaiannya?

Kompas.com - 19/01/2021, 13:31 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Provinsi DKI Jakarta keluar dari daftar 10 kota termacet di dunia versi lembaga TomTom Traffic Index.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari situs TomTom Traffic Index, DKI Jakarta kini berada di posisi ke-31 dari 416 kota yang tersebar di 57 negara.

"Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang," tulis akun Pemprov DKI Jakarta @DKIJakarta, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Waspada Macet, Ada Pengerjaan Jembatan di Ruas Tol Jagorawi

Apa Indikator Penilaian Tomtom Traffic Index?

Berdasarkan penjelasan dari situs resmi, TomTom Traffic Index telah memaparkan tingkat kemacetan lalu lintas di 416 kota di seluruh dunia selama 10 tahun terakhir.

Pemaparan kondisi lalu lintas itu diambil dari data lalu lintas terkini di masing-masing kota. Kemudian, TomTom Traffic Index mengurutkan kota-kota dengan tingkat kemacetan tinggi hingga rendah.

Peringkat Kemacetan Jakarta 2019 oleh TomTomScreenshot Website TomTom Peringkat Kemacetan Jakarta 2019 oleh TomTom

Ranking Jakarta

Berdasarkan data TomTom Traffic Index sejak 2017 sampai 2020, tingkat kemacetan di Jakarta terus membaik. Pada tahun 2017, Jakarta berada di peringkat ke-4 kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan 61 persen.

Kemudian, pada tahun 2018, Jakarta turun ke peringkat 7 kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan 2018.

Pada tahun 2019, Jakarta berada di posisi ke-10 kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan sebesar 53 persen. Sedangkan pada tahun 2020, Jakarta keluarga dari posisi 10 besar dan menduduki posisi ke-31 kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan sebesar 36 persen.

Baca juga: Sepekan PSBB DKI Jakarta, Volume Kendaraan Bermotor Turun 4,32 Persen

Pada April 2020, tingkat kemacetan di Jakarta hanya sebesar 11 persen. Kala itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diketahui pertama kali memberlakukan pembatasan sosial bersakal besar (PSBB).

Sejumlah aktivitas dibatasi saat PSBB mulai dari aktivitas perkantoran hingga jam operasional transportasi umum dan tempat-tempat publik.

Berdasarkan hasil tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui akun instagram @disubdkijakarta, mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat di Ibu Kota.

"Terima kasih kepada seluruh masyarakat Jakarta. Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang," tulis akun Instagram @dishubdkijakarta. 

Sementara itu, pada tahun 2020, kota Mosko di Rusia menyandang predikat kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan 54 persen. Peringkat kedua ditempati Mumbai di India dengan tingkat kemacetan 53 persen.

Lalu, Bogota di Kolombia menduduki peringkat ketiga dengan tingkat kemacetan 53 persen, kota Manila di Filipina menempati posisi keempat dengan tingkat kemacetan 53 persen, dan posisi kelima adalah Istambul di Turki dengan tingkat kemacetan 51 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com