Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Keluar dari 10 Besar Kota Termacet Dunia, Anggota DPRD DKI Sebut Penilaiannya Bias

Kompas.com - 19/01/2021, 16:49 WIB
Rosiana Haryanti,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengatakan, capaian Jakarta yang berhasil keluar dari daftar 10 kota termacet di dunia bias.

Sebab, parameter yang digunakan kurang tepat lantaran sepanjang tahun 2020, kota-kota di dunia mengalami pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19.

Hal ini juga terjadi di Jakarta.

Gilbert menyebutkan, efek dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di Ibu Kota juga berpengaruh mengurangi kemacetan.

"Efek PSBB atau PPKM tentu berpengaruh dan itu faktor Covid-19. Bisa jadi dianggap Covid-19 mengurai kemacetan," kata Gilbert kepada Kompas.com, Selasa (19/1/2021).

"Kalau periode penilaian saat pandemi, sepertinya kurang tepat karena bias," lanjut Gilbert.

Baca juga: Terapkan PSBB, Jakarta Keluar dari 10 Besar Kota Termacet Dunia

Dia menyebutkan bahwa saat ini tidak melihat konsep integrasi antartransportasi massal diberlakukan.

Padahal, hal ini merupakan salah satu cara guna mengurai kemacetan di Ibu Kota.

"Masih sebatas konsep atau angan-angan dan belum berjalan," kata politisi PDI-P itu.

Pemprov DKI Jakarta sebelumnya mengumumkan bahwa Ibu Kota keluar dari 10 besar kota termacet dunia, menurut lembaga TomTom Traffic Index.

Hasil penilaian tersebut diunggah oleh akun Instagram resmi Pemprov DKI Jakarta.

"Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang," tulis admin akun Pemprov DKI Jakarta, @DKIJakarta, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Jakarta Keluar dari Daftar Kota Termacet di Dunia, Apa Indikator Penilaiannya?

Peringkat tersebut merupakan hasil penilaian tingkat kemacetan pada 2020 yang kini berada di angka rata-rata 36 persen.

Angka rata-rata kemacetan tersebut jauh berkurang dibandingkan pada 2019 yang dicatat TomTom mencapai 53 persen.

Pada 2019, Jakarta berada di peringkat 10 kota termacet di dunia.

Adapun catatan penilaian TomTom, tingkat kemacetan Jakarta pada 2020 berada di titik terendah saat penerapan PSBB April 2020.

Pada April 2020, tingkat kemacetan hanya mencapai 11 persen.

Sementara itu, tingkat kemacetan tertinggi pada 2020 tercatat sebelum kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia atau pada Februari 2020 dengan angka kemacetan sebesar 61 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com