Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Daging Jabodetabek Mogok Jualan, Ini 2 Harapan APDI di Tengah Lonjakan Harga

Kompas.com - 19/01/2021, 18:12 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

Mutfi mengungkapkan, salah satu harapan dari APDI mewakili para penjual daging adalah meminta pemerintah pusat kembali melancarkan impor daging sapi dari Australia yang telah berjalan selama puluhan tahun.

"Australia yang market terbesarnya sejak 30 tahun mereka semena-mena menjual dengan harga sapi tertinggi. Sapi yang dikasih Australi ke Indonesia sedikit sekali, tak cukup dengan permintaan pemerintah," ungkap Mufti.

"Pemerintah kita tidak bisa menekan dan mengintervensi pemerintah Australia. Yang mana, kita dihadapkan pada pandemi, kedua dihadapkan pada nilai tukar rupiah yang lemah," tambah Mufti.

Saat ini, beber Mufti, Australia lebih banyak menjual daging sapi ke negara-negara Asia Tenggara macam Vietnam dan Thailand.

"Kebijakan Australia yang menjual ke negara lain ini harus kita minta pemerintah ambil jalan diplomasi dengan acuan kita adalah member (impor daging) selama puluhan tahun," ujar Mufti.

Apabila keran impor daging sapi dari Australia kembali dibuka, Mufti melanjutkan, harga daging dapat kembali stabil di pasaran sehingga tidak merugikan pedagang maupun pembeli.

Panggilan dari Jokowi

Harapan kedua APDI mewakili para pedagang daging se-Jabodetabek adalah agar pihaknya diundang ke Istana Negara.

Mufti berharap, perwakilannya dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas solusi dari naiknya harga daging yang memberatkan pedagang.

"Kami berharap bisa dipanggil ke Istana bukan ke Kementan atau Kementerian Perdagangan," kata Mufti, Selasa (19/1/2021).

Pasalnya, menurut Mufti, harga daging akan terus melonjak apabila tidak ada sikap dari pemerintah.

Para pedagang daging sapi, ujar Lutfi, saat ini menjerit karena harga daging sudah naik sejak empat bulan terakhir.

Pihaknya memperkirakan, puncak kenaikan akan terjadi pada April mendatang dengan harga bisa mencapai Rp 105.000 per kg.

"Diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp 105.000.00 per kilogram per karkas. Sekarang itu harga per karkas masih Rp 94.000.00," ungkap Mufti.

Baca juga: Para Pedagang Daging Sapi Berharap Diundang ke Istana

Mufti mengaku telah berkirim surat ke Provinsi DKI Jakarta dan beberapa kementerian untuk mengadukan keluhan itu. Akan tetapi, pihaknya belum mendapat respons sehingga mereka sepakat untuk mogok berjualan.

Karena itu, Mufti berharap pemerintah bisa mencari solusi nyata agar para pedagang bisa menjual daging sapi dengan harga yang terjangkau.

"Kami tuntut solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH (rumah potong hewan) agar sapi stoknya kembali melimpah, harganya kembali terjangkau bukan sebaliknya, malah naik," ucapnya.

(Reporter: Singgih Wiryono, Walda Marison, Muhammad Naufal / Editor: Egidius Patnistik, Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com