Mutfi mengungkapkan, salah satu harapan dari APDI mewakili para penjual daging adalah meminta pemerintah pusat kembali melancarkan impor daging sapi dari Australia yang telah berjalan selama puluhan tahun.
"Australia yang market terbesarnya sejak 30 tahun mereka semena-mena menjual dengan harga sapi tertinggi. Sapi yang dikasih Australi ke Indonesia sedikit sekali, tak cukup dengan permintaan pemerintah," ungkap Mufti.
"Pemerintah kita tidak bisa menekan dan mengintervensi pemerintah Australia. Yang mana, kita dihadapkan pada pandemi, kedua dihadapkan pada nilai tukar rupiah yang lemah," tambah Mufti.
Saat ini, beber Mufti, Australia lebih banyak menjual daging sapi ke negara-negara Asia Tenggara macam Vietnam dan Thailand.
"Kebijakan Australia yang menjual ke negara lain ini harus kita minta pemerintah ambil jalan diplomasi dengan acuan kita adalah member (impor daging) selama puluhan tahun," ujar Mufti.
Apabila keran impor daging sapi dari Australia kembali dibuka, Mufti melanjutkan, harga daging dapat kembali stabil di pasaran sehingga tidak merugikan pedagang maupun pembeli.
Harapan kedua APDI mewakili para pedagang daging se-Jabodetabek adalah agar pihaknya diundang ke Istana Negara.
Mufti berharap, perwakilannya dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas solusi dari naiknya harga daging yang memberatkan pedagang.
"Kami berharap bisa dipanggil ke Istana bukan ke Kementan atau Kementerian Perdagangan," kata Mufti, Selasa (19/1/2021).
Pasalnya, menurut Mufti, harga daging akan terus melonjak apabila tidak ada sikap dari pemerintah.
Para pedagang daging sapi, ujar Lutfi, saat ini menjerit karena harga daging sudah naik sejak empat bulan terakhir.
Pihaknya memperkirakan, puncak kenaikan akan terjadi pada April mendatang dengan harga bisa mencapai Rp 105.000 per kg.
"Diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp 105.000.00 per kilogram per karkas. Sekarang itu harga per karkas masih Rp 94.000.00," ungkap Mufti.
Baca juga: Para Pedagang Daging Sapi Berharap Diundang ke Istana
Mufti mengaku telah berkirim surat ke Provinsi DKI Jakarta dan beberapa kementerian untuk mengadukan keluhan itu. Akan tetapi, pihaknya belum mendapat respons sehingga mereka sepakat untuk mogok berjualan.
Karena itu, Mufti berharap pemerintah bisa mencari solusi nyata agar para pedagang bisa menjual daging sapi dengan harga yang terjangkau.
"Kami tuntut solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH (rumah potong hewan) agar sapi stoknya kembali melimpah, harganya kembali terjangkau bukan sebaliknya, malah naik," ucapnya.
(Reporter: Singgih Wiryono, Walda Marison, Muhammad Naufal / Editor: Egidius Patnistik, Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.