Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikappi Minta Pedagang Daging Sapi Tidak Mogok

Kompas.com - 19/01/2021, 23:08 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta agar Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) tidak melakukan mogok jualan karena dikhawatirkan hal itu berdampak pada pedagang lain.

Ketua Bidang Infokom DPP Ikappi Reynaldi Sarujowan mengatakan, Ikappi mengeluarkan surat edaran yang meminta pedagang daging tidak melakukan mogok berjualan.

"Betul baru kami keluarkan tadi sore," ujar Reynaldi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (19/1/2021).

Surat edaran IKAPPI) tersebut berisi empat poin permintaan Ikappi kepada para pedagang daging yang ditandatangani langsung Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri.

Baca juga: Pedagang Minta Pemerintah Terbuka Soal Ketersediaan Daging Sapi

"Kami meminta kepara pedagang daging se-Jabodetabek untuk pertama agar pedagang daging tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi mengurangi volume penjualan," kata Abdullah.

Permintaan kedua Ikappi adalah agar pedagang daging mempertimbangkan kehilangan pelanggan yang terjadi apabila melakukan aksi mogok berlangsung tiga hari ke depan.

Ketiga, mengingat industri rumahan seperti warteg, warung padang, dan sebagainya harus mendapat suplai dari pedagang daging di pasar se-Jabodetabek, dan mengingat kondisi pedagang warung rumahan yang terus tergerus krisis akibat pandemi.

Abdullah juga meminta agar pedagang daging melihat kondisi pasar yang semakin sepi dan daya beli menurun. Dikhawatirkan apabila pedagang daging mogok berdampak pada pedagang lainnya.

"Kami khawatir jika seluruh pedagang daging yang mogok akan berefek pada sepinya pedagang yang lain," ucap Abdullah.

Sekertaris Dewan Pengurus Daerah APDI Indonesia, Tb Mufti Bangkit sebelumnya mengatakan, APDI se-Jabodetabek sepakat untuk melakukan aksi mogok selama tiga hari terhitung hari ini 20-22 Januari 2021.

Mufti mengatakan, alasan utama mogok jualan tersebut adalah harga daging sapi di rumah pemotongan hewan semakin meningkat. Dia menjelaskan, saat ini harga perkilogram potongan sapi yang belum dipisah antara tulang dan kulitnya sebesar Rp 95.000. Harga itu dinilai terlalu tinggi untuk dijual kembali ke pasar.

Baca juga: Para Pedagang Daging Sapi Berharap Diundang ke Istana

"Ditambah cost produksi, ekspedisi total sudah Rp 120.000 lah. Sedangkan harga eceran tertinggi ditetapkan pemerintah Rp 120.000. Belum karyawan, belum pelaku pemotong sendiri kan harus anak istri di rumah," kata Mufti.

Kenaikan harga daging itu, kata Mufti, tidak menguntungkan pedagang daging, malah membuat pedagang merugi. Karena itu APDI memutuskan untuk melakukan mogok jualan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com