"Masih harus antre karena UGD juga penuh," kata Ahmad Arif.
Arif menyesalkan kondisi penuhnya RS di Jabodetabek di tengah meningkatnya kasus Covid-19 dan orang-orang yang membutuhkan perawatan.
Selain kasus ibu dan bayinya itu, Arif menyebut ada sejumlah kasus lain di mana pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan RS.
"Poinnya saat ini rumah sakit sudah kolaps," kata dia.
Baca juga: Faskes untuk Pasien Covid-19 Penuh, DKI Minta Pusat Bangun RS di Daerah Sekitar Jakarta
Ia menyarankan ke depannya pemerintah bisa membangun sistem keterisian tempat tidur di rumah sakit yang bisa dipantau secara real time.
Dengan begitu, pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan bisa mencari RS dengan mudah.
Terbebani Bodetabek
Sulitnya mencari RS di Jakarta tak mengherankan jika melihat kapasitas RS yang hampir penuh.
Pada Selasa pagi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan, kondisi rumah sakit di Ibu Kota hampir penuh seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19.
Dari 101 RS rujukan Covid-19 di Jakarta, kapasitas tempat tidur yang tersisa tinggal 13 persen.
"Kapasitas tersisa 13 persen lagi untuk menampung pasien Covid-19, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta," tulis akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta.
Angka penggunaan tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit di DKI Jakarta sebanyak 87 persen karena melayani warga lintas provinsi.
Bila hanya memperhitungkan warga dalam satu provinsi, yaitu warga DKI Jakarta, angkanya sebesar 63 persen.
Jika dibandingkan dengan BOR provinsi lain, BOR DKI Jakarta lebih tinggi.
Sebagai gambaran, BOR di Provinsi Banten 79 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 78 persen, Jawa Barat 73 persen, dan Jawa Timur 69 persen.