JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kebayoran Lama, Iptu Sudarto mengatakan, pelaku pengeroyokan sopir ojek online Endi Rahmatullah (20) di Jalan Dwijaya 4, Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Sabtu (17/1/2021) sore, bukan warga sekitar.
Keterangan tersebut berdasarkan hasil Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi pengeroyokan.
“Untuk TKP sudah kita lakukan olah TKP dari Reskrim, sudah kita minta CCTV-nya. Kebetulan masyarakat sekitar tidak kenal dengan korban maupun pelaku,” kata Sudarto saat ditemui di Polsek Kebayoran Lama, Selasa (19/1/2021) sore.
Baca juga: Sopir Ojol Dikeroyok Pengendara Mobil di Kebayoran Lama
Sudarto mengatakan, polisi masih mengumpulkan keterangan dari para saksi. Penyidik berencana meminta keterangan dua saksi.
“Rencana akan ada dua lagi yang akan kami periksa. Sudah satu saksi, ini tambah dua. Dijadwalkan besok,” ujar Sudarto.
Hingga saat ini, polisi baru melakukan pemeriksaan kepada Endi dan melakukan visum.
Sejauh ini, pelaku diduga berjumlah dua orang berdasarkan rekaman video CCTV.
Dalam video yang diterima Kompas.com, Edi yang sedang mengendarai motor ditarik oleh salah seorang pengendara mobil di bagian leher hingga terjatuh ke jalan lalu dipukul dan ditendang berulang kali.
Salah satu pelaku pengeroyokan sempat mengacungkan jari tengah ke arah warga.
Baca juga: Polisi Diminta Tangkap Pelaku Pengeroyokan Sopir Ojol di Kebayoran Lama
Edi mengatakan, peristiwa pemukulan dirinya berawal saat ia hampir terserempet oleh mobil Toyota Fortuner B 2323 QH berwarna hitam di sekitar seberang Pom Bensin Margaguna, Jakarta Selatan.
Saat itu, Endi melaju dan ada mobil yang keluar dari area ruko di sebelah kiri jalan.
Ia mengaku sempat memukul kap mobil Fortuner karena reflek dan berusaha menjaga keseimbangan.
“Saat lanjut perjalanan untuk mengantar paket sameday, saya nggak tahu kalau diikuti dari belakang akhirnya saya dicegat dan akhirnya saya dipukuli oleh dua orang itu,” ujar Endi saat dikonfirmasi, Minggu (17/1/2021).
Adapun pengendara tersebut berjalan kaki saat mencegat dan mengeroyok Endi. Mobilnya diparkir di ujung jalan.
“Saya mungkin diikutin. Saya kan emang nyari alamat pengiriman di deket TKP pemukulan,” tambah Endi.
Endi ditendang dan dipukul di bagian wajah hingga mengalami luka-luka.
Hidung Endi berdarah setelah dikeroyok. Pengendara mobil kemudian pergi setelah mengeroyok Endi.
Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia sebelumnya menyiapkan tim hukum untuk mendampingi Endi.
Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan, tim hukum akan mendampingi Endi untuk mengusut tuntas kasus pengeroyokan yang menimpannya.
“Garda inginkan Polda Metro Jaya mengusut tuntas dan menangkap para pelaku ini. Kami sudah siapkan tim hukum,” kata Igun.
Igun mengingatkan, para pelaku agar segera menyerahkan diri kepada polisi untuk mempertanggunganggungjawabkan secara hukum.
Ia menduga para pelaku pengeroyokan menggunakan mobil dengan nomor pelat palsu atau nopol organik RHS (rahasia).
“Dari nopol yang beredar di media B 2323 QH Fortuner Hitam, setelah kami cek melalui aplikasi Samsat Online, nopol tidak terdaftar,” ujar Igun.
“Saya juga sudah kordinasi dengan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo untuk melaporkan nopol tersebut dan beliau Dirlantas akan lakukan pengecekan regident nopol mobil pelaku tersebut,” tambah Igun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.