Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Fasilitas Kesehatan untuk Pasien Covid-19 di Jakarta Penuh Lebih Cepat dari Prediksi...

Kompas.com - 20/01/2021, 08:17 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Prediksi fasilitas kesehatan di DKI Jakarta yang akan penuh sebenarnya sudah disampaikan sejak awal Januari 2021 lalu.

Tepatnya pada 6 Januari lalu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta Weningtyas menyampaikan prediksi tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) khusus Covid-19 di Jakarta akan penuh Februari 2021.

"Bila tidak dilakukan intervensi maka di bulan Februari itu kami untuk ICU sudah penuh," kata Weningtyas saat itu.

Baca juga: Kisah Perjuangan Ibu dan Bayi Positif Covid-19 Masuk ICU, Sempat Telepon 60 RS di Jabodetabek

Prediksi tersebut kini mendekati kenyataan. Pemprov DKI Jakarta mengunggah tingkat keterpakaian tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU dengan data terakhir 17 Januari 2021.

Data tersebut menunjukan dari 7.827 tempat tidur isolasi di 101 Rumah Sakit rujukan Covid-19 di Jakarta, sudah terisi sebanyak 6.816 tempat tidur atau 87 persen dari kapasitas maksimal.

Sedangkan untuk Tempat Tidur ICU di jumlah RS rujukan yang sama sudah terisi 871 tempat tidur dari total 1.063 tempat tidur.

Jika dipersentasikan, maka tempat tidur ICU sudah terisi sebanyak 82 persen.

Penuh lebih cepat dari prediksi

Penjelasan Dinkes DKI Jakarta tentang kondisi fasilitas kesehatan untuk pasien Covid-19 berbeda dengan temuan yang didapat oleh relawan LaporCovid-19.

Baca juga: Warga Depok Meninggal di Taksi Online Usai Ditolak 10 RS Covid-19, Bukti Pandemi Makin Gawat

Relawan LaporCovid-19 yang menjadi narasumber Kompas.com mengatakan, klaim ketersediaan tempat tidur ICU dan isolasi yang dikatakan DKI Jakarta tidak terbukti ada di lapangan.

Pasalnya, saat ini di lapangan tempat tidur ICU khususnya untuk pasien Covid-19 sudah tidak ada di Jakarta, alias penuh.

"Kenapa data BOR (bed occupancy ratio) DKI masih 80 persen sementara kenyataannya lebih dari 100 persen," kata relawan LaporCovid-19.

LaporCovid-19 juga meminta agar pemerintah bisa jujur dengan ketersediaan ICU pasien Covid-19 di Jakarta dan seluruh daerah lainnya.

Jika memang ada tempat tidur ICU yang dinyatakan masih tersedia, segera diinformasikan tempatnya berada dan kontak yang bisa dihubungi.

Keterbukaan informasi terkait BOR tersebut agar masyarakat tidak bingung harus ke mana ketika memiliki gejala berat saat terpapar Covid-19.

"Kalau hanya disebut data BOR ICU 80 persen, yang 20 persen kosong itu di mana?" kata relawan LaporCovid-19.

Baca juga: Faskes untuk Pasien Covid-19 Penuh, DKI Minta Pusat Bangun RS di Daerah Sekitar Jakarta

Contoh kasus terakhir, tiga pasien positif Covid-19, dua di antaranya ibu dan bayi tiga tahun, kesulitan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Mereka dibantu relawan Laporcovid-19 telah menghubungi 60 rumah sakit di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak Senin (18/1/2021) malam.

Namun, semua rumah sakit yang dihubungi menyatakan bahwa ruang Intensive Care Unit (ICU) mereka sudah penuh.

Faskes penuh karena warga luar Jakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, fasilitas kesehatan di DKI Jakarta berada di tingkat kritis karena ikut merawat pasien Covid-19 dari daerah luar Jakarta.

Dia mengatakan, apabila RS Covid-19 di Jakarta hanya memperhitungkan warga Jakarta, maka BOR untuk RS rujukan hanya berada di angka 63 persen saja.

Namun saat ini RS rujukan Covid-19 terisi di tingkat 87 persen karena 24 persen pasien Covid-19 yang dirawat merupakan warga luar Jakarta.

"BOR (angka penggunaan tempat tidur di rumah sakit) di DKI Jakarta sebanyak 87 persen karena melayani warga lintas provinsi," kata Ariza.

Namun, kata Ariza, Pemprov DKI Jakarta tidak akan menolak pasien dari mana pun untuk dirawat di DKI Jakarta.

Baca juga: RS Hampir Penuh, IDI Jakarta: Sudah Diingatkan Sejak Sebelum Liburan

Pasalnya merawat orang sakit merupakan tugas kemanusiaan yang harus dijalani dan tidak memandang batas wilayah administrasi.

Minta Pemerintah Pusat turun tangan

Ariza juga menjelaskan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah meminta agar Pemerintah Pusat ikut turun tangan mengambil alih koordinasi penanganan Covid-19 di daerah Jabodetabek.

"Pak Gubernur berkoordinasi dengan pemerintah pusat, berharap nanti pemerintah pusat bisa mengambil alih, memimpin," kata Ariza.

Harapan pemerintah pusat untuk turun tangan membantu masalah fasilitas kesehatan yang hampir kolaps karena ledakan kasus Covid-19.

Ariza mengatakan, pemerintah pusat bisa memberikan fasilitas kesehatan yang lebih baik untuk daerah penyangga Jakarta, agar RS rujukan Covid-19 di Jakarta bisa kembali membaik.

"Agar peningkatan fasilitas di sekitar Bodetabek, sehingga ketersediaan fasilitas di Jakarta bisa terus meningkat, tapi okupansinya turun," kata Ariza.

Tidak hanya itu, Ariza juga mengatakan pemerintah pusat diharapkan bisa memimpin keseragaman pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di seluruh wilayah Jabodetabek.

Sehingga penularan Covid-19 bisa terus ditekan dan mengurangi beban rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19.

"Kami harap kebijakan ini terus ditingkatkan tak hanya substansi, materinya, tapi juga waktunya disamakan, tapi berbagai fasilitas kesehatan juga perlu ditingkatkan," tutur Ariza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com