Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Bom Thamrin: Berjuang Setelah Kehilangan Pekerjaan dan Masih Trauma

Kompas.com - 20/01/2021, 13:35 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Kehilangan pekerjaan

Agus kehilangan pekerjaan karena kondisi fisiknya tak lagi memungkinkan untuk bekerja di restoran di kawasan Jakarta Pusat.

Agus mengatakan, setelah selesai perawatan, awalnya ia kembali bekerja di restoran itu.

Namun, ia beberapa kali jatuh pingsan saat bekerja karena kondisi fisiknya yang sudah melemah.

Selain itu, Agus juga tak tahan dengan suara musik kencang di tempat kerjanya. Musik kencang itu mengganggu gendang telinganya.

"Akhirnya dokter memberi rujukan ke LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), saya harus keluar dari tempat kerja saya," kata Agus.

Agus akhirnya keluar dari tempat kerjanya karena LPSK menjamin akan memberinya pekerjaan pengganti yang lebih layak. Namun, pekerjaan yang dijanjikan itu tak kunjung datang.

"Karena prosesnya alot akhirnya saya kerja lagi (di restoran), keluar masuk, keluar masuk, karena memang kondisi kesehatan," katanya.

Baca juga: 5 Tahun Berlalu, Korban Bom Thamrin Iptu Denny Mahieu Sudah Maafkan Pelaku

Untungnya, baru-baru ini Agus mendapatkan modal Rp 10 juta dari pemerintah. Modal uang tunai itu didapat setelah mengikuti pelatihan yang digelar untuk para penyintas dan ia menjadi peserta terbaik.

Agus memutuskan untuk pulang ke kampungnya di Sumedang, Jawa Barat. Di sana, ia membuka usaha kedai minuman yang menjual kopi serta boba drink.

Namun, kondisi pandemi Covid-19 tak membuat usahanya berjalan mulus.

"Sehari itu paling laku satu cup, dua cup, paling banyak lima sampai tujuh cup," kata dia.

Sisakan trauma

Selain berdampak pada ekonomi, peristiwa teror bom tersebut juga masih menyisakan trauma bagi Agus.

Kini, ia kerap merasa was-was saat berada di keramaian. Terutama jika ia melihat ada orang dengan gelagat mencurigakan.

"Kalau trauma pasti saya yakin tiap korban juga pasti. Itu kan serangan secara mendadak. Kalau ada orang bawa koper, orangnya juga mencurigakan, pasti ada perasaan yang membuat kita menjauh," katanya.

Namun, Agus mengaku sejak awal sudah memaafkan pelaku teror bom tersebut. Ia merasa tak ada manfaatnya menyimpan dendam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com