Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Seputar Sriwijaya Air SJ 182, Mulai dari Bayi Selamat hingga Tanda SOS di Pulau Laki

Kompas.com - 20/01/2021, 16:43 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah informasi palsu beredar di media sosial terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Berikut rangkumannya beserta fakta di lapangan:

Bayi selamat dari kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182

Berita tentang adanya bayi yang selamat dalam kejadian nahas tersebut beredar di aplikasi berbagi pesan WhatsApp dan media sosial Facebook minggu lalu.

"Basarnas, SAR, dan team gabungan Angkatan Laut berhasil mengevakuasi bayi salah satu korban dari Sriwijaya Air SJ 182. Atas kuasa Allah SWT masih selamat dan terombang ambing selama 24 jam di lautan," tulis narasi berita tersebut.

Baca juga: Jenazah Didik Gunardi Sang Pilot yang Jadi Penumpang Sriwijaya Air Akan Diserahkan ke Keluarga.

Disertakan pula sebuah foto seorang bayi yang sedang menangis. Bayi tersebut mengenakan rompi pelampung.

Bayi disebut selamat dalam kecelakaan Sriwijaya Air SJ182Tangkapan layar Facebook Bayi disebut selamat dalam kecelakaan Sriwijaya Air SJ182

Dari penelurusan yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Kompas.com, berita tersebut merupakan informasi palsu alias hoaks.

Foto yang sama sempat digunakan pada Oktober 2018. Saat itu, sang bayi disebut sebagai korban selamat dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di lepas pantai Karawang, Jawa Barat.

"Foto yang beredar di media sosial yang memperlihatkan seorang bayi dengan caption satu bayi korban pesawat Lion Air JT 610 'selamat terombang ambing di laut' adalah hoaks," ujar Plt Kabiro Humas Kementerian Komunikasi saat itu, Ferdinandus Setu.

Pria yang akrab disapa Nando itu mengatakan, foto yang beredar tersebut memperlihatkan seorang bayi yang selamat dari kejadian tenggelamnya kapal KM Lestari Maju di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan, pada 3 Juli 2018.

Baca juga: 6 Korban Sriwijaya Air SJ 182 Teridentifikasi Hari Ini, Total Sudah 40 Jenazah


Viral video kepanikan sebelum pesawat jatuh

Selain video detik-detik jatuhnya pesawat, ada pula video viral yang memperlihatkan suasana kepanikan di dalam pesawat.

Akun Facebook Silvia Sipuluth membagikan video yang berjudul "Detik-detik di dalam pesawat sebelum meledak dan jatuh #pesawatjatuh #pesawatsriwijaya #sriwijayaairsj182", pada 11 Januari kemarin.

Video serupa juga terpantau dibagikan oleh akun Facebook Krisyanto Yen Oni dengan menyertakan keterangan, "Lagi Trending, Video Detik-detik sebelum Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak Jatuh".

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui bahwa video tersebut merekam kejadian turbulensi di pesawat Etihad Airways EY 474 rute Abu Dhabi-Jakarta pada Rabu (4/5/2016).

Video yang identik diunggah di kanal Youtube CNN dengan judul "Heavy turbulence scares passengers on Etihad flight".

Baca juga: Doakan Korban Sriwijaya Air, Tim SAR Gabungan Polri Tabur Bunga di Laut

Dalam keterangan tertulisnya, Etihad Airways menyebut 31 penumpang terluka akibat turbulensi yang terjadi 45 menit sebelum pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Halaman:


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com