JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman MS menampik kabar adanya tanda SOS di Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Sebelumnya, kabar adanya sinyal SOS di lokasi dekat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu heboh di media sosial.
Rasman menegaskan, pihaknya telah memeriksa lokasi tersebut dan tidak menemukan apa pun di sana.
"Enggak ada itu ya, tidak benar. Enggak ada tanda-tanda itu, sudah didatangi enggak ada," kata Rasman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Jawaban Basarnas soal Heboh Tanda SOS di Pulau Laki
Sebelumnya, Rasman menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mendapatkan keterangan soal adanya korban yang selamat dari tragedi jatuhnya pesawat itu.
"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kami dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup," ujar dia.
Hingga Selasa kemarin, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi 40 korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Proses identifikasi terus berjalan.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Baca juga: Hoaks Seputar Sriwijaya Air SJ 182, Mulai dari Bayi Selamat hingga Tanda SOS di Pulau Laki
Awalnya, pesawat itu hilang kontak dengan Air Traffic Controller (ATC) saat terbang di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Sementara itu, tim SAR masih bekerja mencari korban dan bagian pesawat di dasar laut.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan, pihaknya kembali memperpanjang operasi pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu selama tiga hari hingga Kamis (21/1/2021) karena alasan kemanusian.
"Tim SAR gabungan berusaha sekuat mungkin melaksanakan evakuasi korban," kata Bagus saat jumpa pers di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (18/1/2021).
Baca juga: Ramai Tanda S.O.S di Pulau Laki, Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air, Apa Itu?
"Semakin banyak jumlah kantong yang kami temukan akan semakin bermanfaat bagi DVI dalam membantu proses identifikasi," lanjut dia.
Menurut Bagus, pihaknya berusaha memahami situasi keluarga korban yang sangat mengharapkan agar semua korban dapat teridentifikasi.
Perpanjangan waktu pencarian juga sebagai pengganti waktu operasi pencarian yang sempat tertunda akibat cuaca buruk.
"Tentunya ada hari-hari yang hilang karena cuaca jelek dan ini kami kompensasi dengan perpanjangan operasi SAR itu sendiri. Jadi dua hal itu," ujar Bagus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.