BEKASI, KOMPAS.com - Rumah Pemotongan Hewan Kota Bekasi sudah tidak beroperasi sejak Rabu (19/1/2021). Mereka tak lagi melakukan pemotongan dan melayani para pedagang yang ingin membeli daging.
"Kami sebetulnya sudah standby sampai pukul 01.00 pun di sini karena memang di sini (RPH) pemotongan pada malam hari. Tapi tidak ada kegiatan dan pemotongan," kata Muhammad Subarkah selaku Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Rumah Potong Hewan Kota Bekasi, Rabu (20/1/2021).
Biasanya dalam satu hari pihaknya memotong 18 sampai 20 sapi kiriman para pengusaha daging.
Baca juga: Tak Laku Dijual karena Mahal, Daging Sapi Dibuang hingga Dikonsumsi Pedagangnya
Bahkan, setelah harga daging diisukan naik sejak Desember 2020, jumlah sapi yang dipotong tidak berubah.
Daging itu dijual per karkas kepada penjual di berbagai pasar di Kota Bekasi. Namun setelah pedagang sapi sepakat untuk mogok berdagang, kegiatan di RPH otomatis berhenti total.
Walau tak melakukan pemotongan, Subarkah mengaku masih menyimpan 36 ekor sapi milik para pengusaha daging. Subarkah hanya menunggu instruksi dari pedagang dan pengusaha untuk melakukan pemotongan.
"Kita hanya menyediakan tempat dan mengontrol, kita sediakan dokter hewan di sini," terang dia.
Baca juga: Pedagang: Jual Daging Sapi Mahal Enggak Laku, Kalau Murah Kami Rugi
Sebelumnya, pedagang daging sapi menggelar aksi mogok jualan.
Aksi mogok itu merupakan bentuk protes pedagang kepada pemerintah karena harga daging sapi yang semakin lama semakin tinggi.
Dengan tingginya harga daging sapi per kilo, pedagang kesulitan menjualnya ke masyarakat.
"Menghasilkan kesepakatan bahwa kami mogok berjualan daging. Baik di pasar maupun di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tujuannya,menuntut pemerintah segera mengantisipasi memberi solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH," kata TB. Mufti Bangkit Sanjaya selaku Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI saat dihubungi, Selasa (19/1/2021).
Mufti mengatakan lonjakan harga daging sudah dirasakan naik sejak empat bulat terakhir. Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021 nanti.
Dengan aksi mogok ini, Mufti berharap pemerintah bisa mengendalikan harga daging agar pedagang tak terbebani.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.