DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku bahwa pandemi Covid-19 dapat dibilang telah memasuki situasi darurat.
Celakanya, situasi ini juga terjadi di daerah-daerah tetangga Depok. Hal itu tercermin pada banjirnya pasien di hilir penanganan pandemi, yakni rumah sakit.
"Kedaruratannya, bisa dibilang, sekarang ruang-ruang ICU full, bahkan kemarin kita kontak ada dua kasus yang memang sangat memerlukan ICU," terang Idris kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021).
"Kita sampai kontak lintas wilayah, termasuk Jakarta yang ada 34 fasilitas ICU lebih. Itu juga full. Ya kalau Jakarta sudah full, kan kita mengandalkan Bogor. Bogor apalagi, juga full," ujarnya.
Sebelumnya, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok mengakui bahwa antarwilayah Jabodetabek saling berkolaborasi dalam rujuk-merujuk pasien.
DKI Jakarta mengumumkannya bahwa sekitar seperempat pasien yang dirawat di RS mereka adalah pasien Covid-19 dari luar Ibu Kota.
Depok juga mengeklaim hal senada, bahwa beberapa rumah sakit mereka seperti RS Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara/Brimob juga merawat sejumlah pasien Covid-19 dari luar Depok.
Namun, diakui Idris bahwa kerja sama ini sedang sukar dilaksanakan karena rumah sakit lintas wilayah mulai penuh.
Baca juga: Depok Catat 410 Kasus Baru, 4.569 Pasien Covid-19 Masih Dirawat
Imbas dari ICU Covid-19 yang tak sebanding dengan jumlah pasien yang membutuhkan, antrean terjadi di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.
"Antrean di IGD semakin panjang. Dia (pasien) ada (gejala) klinis tetapi dia masih suspek," tutur Idris.
"Sehingga IGD kita, termasuk IGD RS UI itu disulap menjadi ruang-ruang isolasi darurat, di antaranya seperti itu," lanjutnya.
Hingga data diperbarui kemarin, pandemi Covid-19 di Depok sebagaimana banyak wilayah lain di Indonesia terus memuncak.
Per kemarin, masih ada 4.569 warga yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi atau dirawat. Angka ini merupakan yang tertinggi selama hampir 11 bulan pandemi.
Idris sebelumnya mengaku setuju dengan usul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar pemerintah pusat mengintegrasikan penanganan Covid-19 di Jabodetabek.
Baca juga: Kisah Perjuangan Ibu dan Bayi Positif Covid-19 Masuk ICU, Sempat Telepon 60 RS di Jabodetabek
Idris mengatakan, usulan serupa sudah pernah ia layangkan jauh sebelum Anies mengemukakannya belakangan ini.
"Setuju. Terus terang, itu memang ide dan usulan saya sejak awal kejadian, definitif ketika kasus memuncak pada Juni 2020," jelas Idris.
"Tapi, saat itu, kami Depok masih mampu meningkatkan sarana-prasarana dan fasilitas penanganan," ujarnya.
Idris lantas membandingkan situasi pada Juni 2020 dengan sekarang. Menurut dia, pemerintah pusat sudah seharusnya turun tangan agar penanganan Covid-19 di Jabodetabek dapat terintegrasi lebih baik.
"Saat ini memang sudah darurat, perlu ditangani secara kolaboratif dengan Jabodetabek, saat semua fasilitas kesehatan full terisi pasien," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.