"Kita sampai kontak lintas wilayah, termasuk Jakarta yang ada 34 fasilitas ICU lebih. Itu juga full. Ya kalau Jakarta sudah full, kan kita mengandalkan Bogor. Bogor apalagi, juga full," ujarnya.
Sebelumnya, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok mengakui bahwa antarwilayah Jabodetabek saling berkolaborasi dalam rujuk-merujuk pasien.
Baca juga: Memburuknya Pandemi Covid-19 di Jakarta dan Permintaan Pemerintah Pusat Turun Tangan
DKI Jakarta mengumumkannya bahwa sekitar seperempat pasien yang dirawat di RS mereka adalah pasien Covid-19 dari luar Ibu Kota.
Depok juga mengeklaim hal senada, bahwa beberapa rumah sakit mereka seperti RS Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara/Brimob juga merawat sejumlah pasien Covid-19 dari luar Depok.
Namun, diakui Idris bahwa kerja sama ini sedang sukar dilaksanakan karena rumah sakit lintas wilayah mulai penuh.
Imbas dari ICU Covid-19 yang tak sebanding dengan jumlah pasien yang membutuhkan, antrean terjadi di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.
"Antrean di IGD semakin panjang. Dia (pasien) ada (gejala) klinis tetapi dia masih suspek," tutur Idris.
"Sehingga IGD kita, termasuk IGD RS UI itu disulap menjadi ruang-ruang isolasi darurat, di antaranya seperti itu," lanjutnya.
Hingga data diperbarui kemarin, pandemi Covid-19 di Depok sebagaimana banyak wilayah lain di Indonesia terus meningkat.
Per Kamis kemarin, masih ada 4.569 warga yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi atau dirawat. Angka ini merupakan yang tertinggi selama hampir 11 bulan pandemi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.