BEKASI, KOMPAS.com - Aksi mogok berdagang para penjual daging sapi berdampak kepada pedagang lain yang menjual produk olahan daging. Salah satunya pedagang bakso.
Setelah pedagang daging sapi mogok, para penjual bakso kesulitan mencari bahan baku.
Akhirnya, sebanyak 60 persen pedagang bakso di Jabodetabek disebut sudah tak berjualan lagi.
Hal tersebut dikatakan Ketua Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso (Papmiso) Maryanto saat dikonfirmasi, Jumat (22/1/2021).
"Hampir 60 persen di Jabodetabek. Sudah tak beroperasi sejak tiga hari lalu," kata Maryanto.
Baca juga: Pedagang Daging Sapi Mogok, Tukang Bakso: Jangan Lama-lama, Kita Mau Jualan
Maryanto mengatakan, para pedagang bakso sebenarnya tetap bisa berjualan dengan konsekuensi mendapatkan daging dengan harga Rp 125.000 per kilo gram.
Namun, Maryanto menilai harga tersebut terlalu mahal. Jika tetap ingin berjualan, maka pedagang bakso harus menaikan harga per porsinya.
"Sementara kalau kita naikan produk kita, ya kehilangan pembeli. Tapi kalau harga enggak kita naikan, ya kita enggak dapat untung," kata Maryanto.
Menurut Maryanto, akar permasalahannya ini berawal dari tingginya harga daging per karkas yang dijual di Rumah Pemotong Hewan (RPH).
Tingginya harga jual di RPH membuat para pedagang daging di pasar kesulitan menjual kembali ke masyarakat.
Baca juga: Pemkot Tangsel Imbau Pedagang Daging Sapi Tetap Berjualan meski Harga Naik
Karena kondisi itulah, Maryanto berharap pemerintah pusat segera mencarikan solusi agar harga daging sapi bisa kembali normal.
"Kita sudah audiensi dengan Pemerintah Kota Bekasi, biar dijembatani dengan pemerimtah pusat agar memberikan kebijakan untuk menstabilkan harga daging di pasar," jelas dia.
TB. Mufti Bangkit Sanjaya selaku Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI sebelumnya mengatakan, lonjakan harga daging sudah dirasakan naik sejak empat bulan terakhir.
Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021 nanti.
"Diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp 105.000 per kilogram per karkas. Sekarang itu harga per karkas masih Rp 94.000.00," kata dia.
Dengan tingginya harga daging, para pedagang kesulitan menjual ke warga yang kondisi ekonominya sulit di tengah pandemi.
Naiknya harga daging sapi sejak beberapa bulan lalu, berdampak pada kondisi pedagang.
Karena sulit menjual dengan harga mahal, maka beberapa pedagang di Jadetabek terpaksa gulung tikar.
Baca juga: Pedagang Mogok Jualan, Pemprov DKI Sediakan Stok Daging Sapi Beku di 5 Lokasi
"Kami sudah rugi, pedagang pedagang dari empat bulan lalu sudah gulung tikar hampir 40 persen pedagang di Jadetabek," kata Mufti.
Kondisi ini memaksa Mufti untuk berkirim surat kepada Pemerintah Provinsi, kantor staf kepresidenan dan beberapa kementerian menyampaikan keluhan ini.
"Kami sudah layangan surat sebagai asosiasi DKI ke Kementerian Perdagangan dan Pertanian, ke Kantor Staf Kepresidenan tertanggal 11 Januari," kata Mufti.
Namun setelah satu minggu berlalu, Mufti tak mendapatkan respons apapun. Karena itu, para pedagang daging sapi sepakat untuk melakukan mogok dagang.
Kini, dia dan pedagang lain berharap diundang ke Istana untuk duduk bersama Presiden Joko Widodo menyelesaikan polemik harga daging ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.