Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Uli Artha, Pasien Covid-19 Bergejala yang Terpaksa Isolasi Mandiri karena RS Rujukan Penuh

Kompas.com - 26/01/2021, 16:13 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus melonjak dalam sebulan terakhir, mencatatkan lebih dari 2.000 kasus baru per hari.

Sampai Senin (25/1/2021) kemarin, kasus positif harian di DKI Jakarta tercatat sebanyak 2.451 kasus.

Maka, total kumulatif kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta kini sudah mencapai 252.266 kasus.

Baca juga: Rumah Sakit di Jakarta Penuh, Wisma Atlet Kesulitan Rujuk Pasien Covid-19 Gejala Berat

Akibatnya, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan tenaga medis kini kewalahan.

Koordinator Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Mayor Jenderal TNI dokter Tugas Ratmono, mengungkapkan, pihaknya kesulitan merujuk pasien gejala berat ke rumah sakit rujukan Covid-19.

Sebab, ICU rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta terus penuh belakangan ini.

"Ini yang tidak mudah. Karena kami pahami di ICU RS rujukan juga sangat-sangat sulit akhir-akhir ini," kata Tugas dalam talkshow di YouTube BNPB yang dikutip Kompas.com, Selasa (26/1/2021).

Situasi tersebut juga dirasakan Uli Artha, pasien yang sedang menjalani masa pemulihan sejak dinyatakan positif Covid-19 pada Jumat (22/1/2021).

Diakui Uli Artha, dia mengalami gejala-gejala sebelum dinyatakan terpapar Covid-19.

"Gejala awalnya batuk-batuk kecil. Besoknya, saya demam sampai 38,3 derajat. Saya juga menggigil, perut terasa perih, dan otot-otot badan sakit. Tanggal 22 Januari, saya dinyatakan positif Covid-19," ujar Uli Artha kepada Kompas.com, Selasa (26/1/2021).

Kendati menunjukkan gejala, Uli Artha mengaku tidak bisa dirujuk ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.

Di sisi lain, Uli Artha mengaku butuh dirujuk lantaran kedua orangtuanya juga tengah sakit sehingga ia tidak mau menularkan virus tersebut.

"Kakak saya sudah mendaftarkan saya via puskesmas untuk dirujuk ke Wisma Atlet, tapi sampai sekarang belum ada jawaban. Alasannya, tempatnya penuh," jelas warga Pondok Kelapa, Jakarta Timur tersebut.

Isolasi mandiri dalam pantauan dokter

Uli Artha harus menunggu selama satu hari sebelum akhirnya perusahaan tempat ia bekerja memberikan fasilitas untuk dirinya menjalani isolasi mandiri.

"Sejak 23 Januari, saya dirawat di Wisma BNI Kemukus. Ini fasilitas yang disediakan oleh kantor. Tapi, sebenarnya tidak ada dokter di sini karena (tempat) ini awalnya khusus orang tanpa gejala," kata Uli Artha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com