JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan menggunakan Gajah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19 sebagai alat pendeteksi Covid-199. Pada langkah awal, alat tersebut akan digunakan di stasiun-stasiun kereta untuk screening penyebaran Covid-19.
Alat yang dikembangkan para peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogyakarta itu diklaim mampu menyelesaikan pemeriksaan dalam waktu sekitar 80 detik.
Pengembang GeNose C19 Prof Dr Eng Kuwat Triyana menyatakan, pola embusan napas seseorang yang terinfeksi Covid-19 akan berbeda dengan pola embusan napas orang sehat.
GeNose C19, menurut Kuwat, dapat melakukan 120 kali pemeriksaan per hari dengan perkiraan penggunaan selama 6 jam dan jeda 3 menit antarpemeriksaan.
Baca juga: Menristek: Lima Perusahaan Konsorsium Siap Produksi hingga 40.000 GeNose C19
Namun efektivitas alat itu diragukan epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. Pandu mengatakan, GeNose C19 belum bisa menggantikan pengecekan Covid-19 yang sudah ada. Sebab, alat ini masih dalam fase eksperimental.
"Jadi janganlah diklaim bahwa alat ini bisa menggantikan tes-tes yang sudah valid. Kalau menurut saya, alat ini masih fase eksperimental, belum selesai, jadi masih belum meyakinkan," kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (26/1/2021).
Dia menjelaskan, GeNose C19 berusaha mendeteksi volatile organic compunds yang dikeluarkan dari mulut dan kerongkongan orang yang diduga terinfeksi Covid-19.
Metode tidak langsung ini, menurut Pandu, belum efektif untuk mendeteksi apakah orang tersebut telah terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Alasannya, volatile organic compunds yang keluar dari kerongkongan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penyakit saluran napas, makanan, rokok, dan lain-lain.
"Volatile organic compounds ini kan kalau dari mulut kita banyak sekali pengaruhnya," ujar Pandu.
Pemerintah memutuskan akan menggunakan GeNose C19 di stasiun mulai 5 Februari 2021. Hal ini diutarakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menurut BUdi, GeNose C19 telah mendapatkan persetujuan edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satgas Penanganan Covid-19.
"Sedangkan angkutan bus tidak wajib, tapi akan dilakukan pengecekan secara random menggunakan GeNose C19 mulai 5 Februari 2021, yang akan dimulai dari Pulau Jawa terlebih dahulu," kata Budi dalam keterangan tertulis, hari Minggu lalu.
Keputusan untuk menggunakan GeNose C19 pada moda transportasi kereta api dan bus dilakukan karena harga tiket para rute tertentu lebih murah daripada tarif pengecekan tes Covid-19 melalui rapid test antigen maupun PCR test.
Baca juga: Epidemiolog Sebut GeNose C19 Belum Bisa Gantikan Tes Covid-19