Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Seputar Penangkapan Komplotan Perampok Minimarket di Ciputat

Kompas.com - 27/01/2021, 08:59 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap anggota komplotan perampok yang beraksi di minimarket di Jalan Suka Damai, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan pada 17 Januari 2021.

Empat orang tersangka ditangkap di kawasan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dua hari setelah aksi perampokan itu. Polisi juga membekuk seorang penadah hasil rampokan, yaitu MNU, di lokasi yang sama.

Baca juga: Perampok Minimarket di Ciputat Bawa Senjata Palsu untuk Takut-takuti Korban

Kronologi

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, pengungkapan dan penangkapan anggota komplotan itu berdasarkan hasil rekaman kamera CCTV di minimarket.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menangkap penadah MNU yang menampung ponsel hasil curian dari para pelaku.

"Pertama kami melakukan penangkapan adalah penadah, MNU, dua hari setelah dilaporkan, kemudian berkembang," ujar Yusri, Selasa (26/1/2021).

Yusri menjelaskan, polisi melakukan pengembangan kasus itu dari penangkapan MNU. Empat tersangka lainnya akhirnya ditangkap di lokasi yang sama.

"Dari inisial MNU tersebut berkembang dengan waktu 2-3 jam saja kami mengamankan tersangka lain," kata Yusri.

Aksi perampokan itu terjadi saat petugas minimarket tengah bersiap menutup toko mereka.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat para pelaku masuk dan langsung menodongkan senjata tajam terhadap dua petugas minimarket.

Keempat pelaku membawa dua petugas minimarket ke salah satu ruangan yang diduga menjadi lokasi penyimpanan uang sambil mengancamnya dengan senjata tajam.

Para pelaku mengambil uang di brankas senilai Rp 36,7 juta dan beberapa ponsel milik karyawan minimarket sebelum akhirnya melarikan diri.

"Ponsel inilah yang kemudian dijual kepada MNU yang kami pertama tangkap," kata Yusri.

Senpi palsu

Berdasarkan pemeriksaan polisi, para pelaku memiliki peranan masing-masing dalam menjalani aksi perampokan di minimarket itu.

Tersangka RJ sebagai kapten. Dia yang mengatur kelompok itu dan menentukan target minimarket yang akan dirampok, khususnya saat akan tutup.

Saat melakukan aksinya, RJ dan ketiga rekannya membekali diri dengan senjata api palsu atau korek berbentuk pistol.

"RJ masuk lebih dahulu, kemudian WAM yang menodongkan celurit. Ketiga adalah MFA dan AG, kemudian salah satunya membawa senjata api. Ternyata setelah dicek, senjata api itu adalah korek api," ujar Yusri.

Senjata palsu tersebut digunakan untuk menakut-nakuti pegawai minimarket.

Baca juga: Polisi Tembak Kapten Perampok Minimarket di Ciputat

RJ dan WAM kemudian menuju brankas yang terletak di lantai dua dengan mengambil uang Rp 36,7 juta serta ponsel milik karyawan.

Berfoya-foya

Setelah beraksi, para tersangka melarikan diri. Mereka kemudian membagi uang hasil perampokan tersebut.

RJ dan WAM mendapatkan bagian sekitar Rp 11 juta, sedangkan MFA dan AG mendapatkan masing Rp 3 juta.

"Semetara ponsel karyawan itu dijual ke MNU (penadah)," kata Yusri.

Setelah membagi, para pelaku juga menggunakan uang hasil rampokan itu untuk berpesta dan membeli barang yang diinginkan.

"Sisa hasil uang itu digunakan untuk membeli barang keinginan mereka dan foya-foya," katanya.

Tembak "kapten"

Polisi menembak kaki RJ, "kapten" komplotan itu karena berusaha melawan dan melarikan diri saat ditangkap.

"RJ sempat dia mau melawan dan berusaha melarikan diri kita lakukan tegas. Kita lumpuhkan dengan satu tembakan di kaki," ujar Yusri.

Yusri mengatakan, RJ sudah melakukan perampokan sebanyak empat kali. Sementara tiga oang lainnya mengakui baru dua kali merampok.

"Dia main di perbatasan. Nanti kami akan koordinasi dengan Polres Bogor apakah ada kemungkinan laporan polisi," katanya.

Dari penangkapan para tersangka, polisi mengamankan barang bukti berupa sejumlah pakaian, beberapa ponsel, dan dompet para tersangka.

"Para tersangka kami kenakan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, ancamannya 12 tahun penjara," kata Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com