JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang dokter di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, dr. Nadhira Anindita Ralena, menceritakan perjuangan dirinya dan para tenaga medis dalam menghadapi lonjakan pasien Covid-19.
Dokter yang akrab disapa Dita itu membeberkan, pasien Covid-19 di Wisma Atlet mengalami lonjakan drastis pada periode 5-15 Januari 2021.
"Malam 7-14 hari ke belakang saya jungkir balik," tulis Dita di situs blogging Kompasiana, Senin (25/1/2021).
Dita sudah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip tulisannya.
Baca juga: Penuhnya TPU untuk Jenazah Pasien Covid-19 dan Lahan Baru di Jakarta...
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, lonjakan pasien Covid-19 mulai terasa 5 hari setelah Tahun Baru.
"Shift jaga siang di bangsal terasa luar biasa melelahkan. Pasien dengan desaturasi di bangsal semakin parah, namun ruang perawatan intensif penuh, dipenuhi dengan pasien-pasien dengan keadaan yang lebih buruk," kata dia.
Di sisi lain, Wisma Atlet sebagai RS Darurat Covid-19 tak memiliki fasilitas yang lengkap. Bangsal di RS Wisma Atlet tidak memiliki oksigen dinding.
Hal itu membuat tenaga kesehatan harus memastikan stok oksigen tabung.
"Tetapi dengan keadaan pasien desaturasi parah yang memerlukan oksigen 15 liter per menit, dalam 1 shift jaga bangsal, kami dapat menghabiskan kira-kira 4 oksigen tabung untuk 1 pasien," ujar Dita.
Ia menyebut, sebelum Tahun Baru, tower 6 dan 7 Wisma Atlet menampung sekitar 1000 pasien Covid-19. Setelah Tahun Baru, 2500 pasien hampir terlampaui.
"IGD penuh dan penerimaan pasien-pasien baru dengan kondisi stabil disebarkan ke bangsal, sehingga kami pun dokter jaga di bangsal yang menerimanya. Chaos," ujarnya.
Baca juga: Kegundahan Amelia, Dokter yang Terpaksa Memilih Pasien karena Ruang ICU Khusus Covid-19 Penuh
Jumlah pasien kian meningkat. Hal itu tentunya berbanding lurus bagi kerja para tenaga kesehatan yang juga terus meningkat.
"Sejawat saya mulai kelelahan, bahkan banyak yang jatuh sakit. Jumlah pasien terus meningkat dengan jumlah tenaga kesehatan yang malah berkurang. Kami benar-benar jungkir balik dua minggu itu," katanya.
Dita mengaku sempat berbincang dengan salah satu pasien, sambil menanyakan keluhan dan riwayat penyakit.
Seorang pasien mengakui ia bersama rekan-rekan sekantornya baru saja pulang dari liburan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.