Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dokter di RS Wisma Atlet, Jungkir Balik karena Klaster Liburan...

Kompas.com - 27/01/2021, 09:26 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

"Mereka adalah teman sekantor yang menikmati liburan ke Labuan Bajo, dengan percaya diri karena hasil swab test negatif. Alhasil menikmati liburan dengan euforia dan lupa tidak berarti jika hasil swab test negatif akan negatif selamanya. Liburan akhirnya berakhir di Wisma Atlet dan menambah beban kami para tenaga medis yang sudah jungkir balik," kata dia.

Dita dan rekan-rekan tenaga kesehatan yang menyadari adanya klaster liburan Tahun Baru ini hanya dapat geleng-geleng kepala dan menghela napas sambil berkata, "Selamat datang kluster liburan".

"Cerita penambahan kasus Covid 19 ini bagi saya lebih heboh dari sinetron televisi. Menguras fisik dan emosi, karena saya tidak habis pikir mengamati pola pikir sebagian masyarakat. Pandemi belum usai, vaksinasi baru saja dimulai dan butuh waktu untuk mendapatkan kekebalan tubuh," ujarnya.

Macam-macam pertanyaan seketika terbersit dalam otak Dita.

"Apa kami tenaga medis sangat kurang mengedukasi? Kenapa sudah hampir satu tahun pandemi berlalu, masyarakat tetap bebal?" kata dia.

Dita menyadari salah menyalahkan satu sama lain memang kodrat manusia, tapi nihil gunanya dalam keadaan ini.

Menurut dia, saat ini yang dibutuhkan hanya lah kesadaran masyarakat. Sebab, hari ke hari kasus positif terus bertambah.

Di saat di beberapa negara lain sudah mulai melandai, grafik Covid-19 di Indonesia terus saja naik-naik ke puncak gunung.

"Bahkan sudah tidak tampak seperti gunung di Indonesia lagi, Gunung Everest mungkin lebih cocok," kata dia.

Di akhir tulisannya, Dita pun menyelipkan pesan kepada masyarakat.

"Masyarakat agar tidak abai. Masyarakat agar tidak ceroboh. Berapa banyak lagi pasien yang menderita, berapa lama lagi kita harus terus begini. Kluster liburan nyata. Kluster keluarga nyata. Semua ini NYATA dan SERIUS," tutup dia.

Baca juga: Rumah Sakit di Jakarta Penuh, Wisma Atlet Kesulitan Rujuk Pasien Covid-19 Gejala Berat

Kesulitan rujuk

Koordinator Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Mayor Jenderal TNI dokter Tugas Ratmono sebelumnya mengakui pihaknya kesulitan merujuk pasien gejala berat ke rumah sakit rujukan Covid-19.

Sebab, ICU rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta terus penuh belakangan ini.

"Ini yang tidak mudah. Karena kami pahami di ICU RS rujukan juga sangat-sangat sulit akhir-akhir ini," kata Tugas dalam talkshow di YouTube BNPB yang dikutip Kompas.com, Selasa (26/1/2021).

Oleh karena itu, Tugas mengaku pihak RS Wisma Atlet akan berupaya merawat pasien gejala berat dengan keterbatasan fasilitas yang dimiliki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com