JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta Slamet Budiarto mempertanyakan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut pemerintah berhasil mengendalikan pandemi virus corona Covid-19.
Ia bingung parameter yang digunakan Jokowi saat menyebut pandemi terkendali.
"Saya tidak paham Pak Jokowi menyatakan begitu. Mungkin dari sisi ekonomi, saya juga tidak tahu ekonomi seperti apa. Yang saya tahu dari sisi kesehatan," kata Slamet saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).
Slamet menegaskan, dari sisi kesehatan, pandemi jelas tidak terkendali. Parameter pertama bisa dilihat dari angka kematian yang tinggi.
Baca juga: Jokowi: Kita Bersyukur RI Bisa Kendalikan Krisis Pandemi dan Ekonomi
Sampai Selasa kemarin, masih ada penambahan 336 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Penambahan itu membuat total pasien Covid-19 meninggal mencapai 28.468.
"Angka kematian kita tertinggi nomor 1 di negara Asean, baik presentase maupun jumlah. Saya perkirakan ini sampai akhir tahun ada kematian 100.000 orang sampai Desember 2021," kata Slamet.
Sementara itu, parameter kedua yang digunakan IDI adalah angka penularan kasus Covid-19. Sampai kemarin, ada penambahan 13.094 kasus baru. Penambahan itu membuat akumulasi kasus Covid-19 di Indonesia menembus satu juta kasus.
Baca juga: Kasus Covid-19 dan Kematian Makin Tinggi, Kenapa Kita Pilih Abai?
Wakil Ketua Umum IDI ini pun mengaku tidak paham parameter yang digunakan Jokowi sehingga menyebut kasus Covid-19 terkendali.
"Ya mungkin Presiden punya parameter lain. Kalau parameter kami di IDI angka kematian dan infeksi," ujar Slamet.
Terlepas dari parameter yang digunakan, Slamet meminta pemerintah untuk fokus menangani pandemi dari sisi kesehatan agar korban bisa ditekan.
Ia mengaku sudah mengusulkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar pasien Covid-19 gejala ringan bisa dirawat di rumah masing-masing dengan pengawasan dokter umum.