"Ya (tidak percaya Covid-19). Saya juga mengganggap enteng sehingga prokes juga kendur," ucapnya.
Lebih lanjut, Arif menceritakan bahwa orang-orang di sekitarnya masih banyak yang tidak percaya pada Covid-19.
"Wah, masih banyak (yang tidak percaya). Teman-teman futsal saya masih suka bermain, masih suka nongkrong. Prokes sih mereka taat. Tapi, kembali lagi, ini Covid-19 enggak ketahuan (tidak terlihat sehingga orang sulit percaya). Contohnya ya saya sendiri," ujar Arif.
Setelah dinyatakan positif, Arif mengaku sempat terpukul. Beruntung, lanjutnya, ia mendapat banyak dukungan.
"Saya sedikit cemas, down juga. Tapi karena support dari keluarga, sahabat-sahabat, saya saat ini lebih kuat menerima kenyataan kalo saya positif terpapar Covid-19," tuturnya.
Ada satu sisi positif, menurut Arif, di balik fakta dirinya terpapar Covid-19. Orang-orang di sekitarnya mulai patuh menjalankan prokes.
"Banyak juga (yang akhirnya terapkan prokes). Mereka jadi takut keluar rumah bahkan tetangga saya sendiri menjauhi karena menganggap Covid-19 ini sebagai aib," bebernya.
Karena sudah mengalami sendiri, Arif pun berpesan agar masyarakat tidak menganggap remeh Covid-19.
"Pesannya, Covid-19 beneran ada. Jangan pernah main-main. Okelah kalau kalian semua berasumsi: 'Ahh.. saya masih muda, bisalah imun saya menang'. Enggak begitu juga. Justru kalian bisa menjadi pembawa virus ke saudara yang sudah tua, rentan," ucap Arif.
"Sekali lagi, jangan pernah meremehkan Covid-19. Jujur, hilang nikmat. Enggak bisa nyium dan ngecap beneran enggak enak," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.