"Kakak saya, sama seperti saya (waktu terinfeksi), dia enggak mau makan, seminggu kemudian enggak ada (meninggal dunia)," kata Mualim.
Sekarang sudah hampir sebulan Mualim kembali ke rumah. Selain Covid-19 mengambil kakak iparnya, Covid-19 juga mengambil berat badan dan hobinya bersepeda.
Pernah Mualim merasa sudah kembali bugar. Melihat sepedanya teronggok di garasi rumah, dia tergoda untuk mencoba bersepeda berkeliling komplek perumahan.
Baru setengah jalan, dia sudah ambruk lagi, minta tolong ke ketua RW yang kebetulan dekat dengan rute pulang saat dia bersepeda.
"Kok keliyengan ya, minggir deh ke rumah Pak RW, Pak RW saya minta anterin ke rumah sampai dipikir saya kena (sakit) jantung," kata Mualim.
Saat wawancara melalui telepon pun, suara Mualim masih terdengar berat dengan berkali-kali mengambil jeda untuk bernapas saat bicara.
Dia juga mengakui, aktivitas berat yang mungkin selama ini dia anggap biasa sudah tidak bisa lagi dia kerjakan dalam waktu dekat setelah terpapar Covid-19.
"Kalau ngomong berdiri saja saya ngos-ngosan, makanya kalau telepon begini, saya harus duduk, atau paling enggak tiduran," kata dia.
Mualim tak tahu sampai kapan stamina untuk gowes sejauh 50 kilometer itu akan kembali lagi pada dirinya yang juga hilang setelah dia terpapar Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.