Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Belum Berhasil, Setiap Hari RS UI Dapat 30 Rujukan Pasien Covid-19

Kompas.com - 28/01/2021, 11:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Efek Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat untuk mengurangi jumlah suspek dan pasien Covid-19 di rumah sakit belum terlihat meski sudah lebih dua pekan diterapkan.

RS Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat termasuk salah satu rumah sakit yang terus-menerus kedatangan pasien.

"Belum ada penurunan," kata Manajer Pengembangan Bisnis RS UI Astrid Saraswaty kepada Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Baca juga: Cerita Dokter di RS Wisma Atlet, Jungkir Balik karena Klaster Liburan...

"Setiap hari banyak permintaan rujukan pasien Covid-19 derajat sedang-berat dari RS lain, sehari bisa 20-30 permintaan," lanjutnya.

Masalahnya, permintaan rujukan itu kecil kemungkinan untuk diterima seluruhnya.

Pasalnya, okupansi ruang perawatan pasien Covid-19 juga masih tinggi. Bahkan, instalasi gawat darurat (IGD) juga kerap penuh. Hanya sedikit slot yang tersisa.

"Jika kondisi IGD masih penuh dan ruang rawat yang dibutuhkan pasien tidak tersedia, permintaan rujukan belum dapat kami terima," kata Astrid.

"Banyak pasien yang di IGD lebih dari sehari karena belum dapat ruangan atau pasien itu belum dapat dirujuk ke RS lain," ia menambahkan.

Astrid mengakui, rumah sakit mana pun sebagai hilir penanganan pandemi Covid-19 pasti akan mengalami kesulitan sejenis apabila tingkat penularan di masyarakat tak kunjung menurun.

Baca juga: Direktur RSUD Depok: Kami Tambah ICU dan Ruang Isolasi Pasien Covid-19, Langsung Penuh Lagi

Untuk mengurangi antrean di IGD, rumah sakit akhirnya menyeleksi pasien. Pasien yang bergejala ringan diarahkan agar ke klinik rawat jalan.

Namun, selebihnya, pasien terpaksa menunggu di IGD sembari menunggu ketersediaan ruang perawatan atau rujukan di RS lain.

"Walaupun belum dapat ruang, kami tetap berikan penanganan di IGD semaksimal mungkin. Misalnya pasien yang membutuhkan perawatan dengan ventilator, dirawat dengan ventilator di IGD," jelas Astrid.

Tambahan kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit tak sebanding dengan lonjakan kasus setiap harinya.

Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori sebelumnya mengungkapkan, setiap kali pihaknya menambah kapasitas ruang isolasi terutama ICU, ruangan itu segera penuh kembali.

"Pokoknya begitu ditambah, langsung habis tuh," ujar Devi kepada Kompas.com pada Rabu (27/1/2021).

"Karena kadang-kadang kita menerima juga dari luar rumah sakit kita juga," lanjutnya.

Baca juga: RSUD Depok Akan Tambah Lagi ICU dan Tempat Tidur Isolasi Pasien Covid-19 Bulan Depan

Padahal, menambah kapasitas ruang isolasi Covid-19 tak semuda membalikkan telapak tangan.

Banyak hal yang mesti dipersiapkan, mulai dari ketersediaan peralatan hingga jumlah dokter dan perawat.

Namun, selama penambahan dipersiapkan, pasien sudah menumpuk di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.

Rata-rata mereka yang menumpuk di IGD mengalami gejala mirip terpapar Covid-19, baik bergejala sedang maupun berat, namun belum memiliki hasil tes PCR.

"Kita tumpuklah di IGD karena kita mau masukkan ke ruang mana kita juga bingung, kita harus masukkan ke ruangan kan yang sudah jelas. Kalau enggak kan campur-campur, ternyata dia Covid-19, atau bukan Covid-19," jelas Devi.

Ia memaparkan, pihaknya masih terus berupaya menambah kapasitas untuk pasien Covid-19.

Kota Depok sendiri baru saja mencatat 516 kasus baru Covid-19 kemarin, terbanyak sepanjang riwayat pandemi.

Masih ada 4.892 pasien Covid-19 di Depok yang harus menjalani isolasi mandiri maupun perawatan di rumah sakit. Jumlah ini juga yang tertinggi selama pandemi melanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com