Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2021, 06:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Depok, Jawa Barat, masih jauh dari tanda-tanda mereda. Sebagaimana di wilayah-wilayah lainnya di Jabodetabek, Depok terus mengalami lonjakan pasien Covid-19 setiap hari.

Hingga Kamis (28/1/2021), masih ada 4.845 pasien Covid-19 di Depok yang harus menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit.

Jumlah itu hanya terpaut 47 orang dari rekor tertinggi jumlah pasien Covid-19 yang pernah dicatat Depok selama pandemi.

Penularan Covid-19 yang tak terkendali membuat rumah sakit sebagai hilir penanganan pandemi ibarat kedatangan banjir bandang yang tak kunjung surut.

Baca juga: Jadi Penyintas Covid-19, Wali Kota Depok Donasikan Plasma Konvalesen

"Sebagaimana umumnya kondisi di rumah sakit saat ini. Tempat tidur isolasi maupun ICU (Intensive Care Unit) penuh," ujar Amelia Martira, salah satu dokter yang saban hari bertugas menangani pasien Covid-19 di RSUD Kota Depok, kepada Kompas.com, Selasa lalu.

Amelia menuturkan, pasien-pasien yang terus berdatangan ke RSUD Kota Depok tetap diterima, tetapi harus mengantre sampai ada slot kamar kosong untuknya.

Hal itu terjadi karena antara jumlah pasien yang berdatangan dengan kamar yang tersedia tidak seimbang.

"Tentu saja (pelayanan) akan stagnan di IGD (Instalasi Gawat Darurat) hingga kamar isolasi atau ICU tersedia. Akibatnya, memang overcrowded terjadi di IGD," ungkapnya.

IGD kini seperti disulap paksa menjadi ruang darurat bagi pasien Covid-19.

Terpaksa tolak pasien bergejala berat

Situasi yang digambarkan Amelia pun terjadi di RS Universitas Indonesia (RS UI). Pasien bisa menunggu di IGD berhari-hari.

Padahal, RS UI bersama RSUD Kota Depok merupakan salah dua rumah sakit di Depok dengan kapasitas penanganan Covid-19 mumpuni, meskipun di luar itu ada 20 rumah sakit swasta di Depok yang turut menerima rujukan pasien Covid-19

"Banyak pasien yang di IGD lebih dari satu hari karena belum dapat ruangan atau pasien itu belum dapat dirujuk ke RS lain," kata Manajer Pengembangan Bisnis RS UI, Astrid Saraswaty, Kamis kemarin.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris (baju hitam, berpeci), mendonorkan plasma konvalesennya sebagai penyintas Covid-19, di Gedung PMI Kota Depok, Kamis (28/1/2021).Dok. Pemerintah Kota Depok Wali Kota Depok, Mohammad Idris (baju hitam, berpeci), mendonorkan plasma konvalesennya sebagai penyintas Covid-19, di Gedung PMI Kota Depok, Kamis (28/1/2021).

Untuk mengurangi antrean di IGD, rumah sakit akhirnya terpaksa menyeleksi pasien. Pasien yang bergejala ringan diarahkan agar ke klinik rawat jalan.

Namun, selebihnya, pasien terpaksa menunggu di IGD sembari menunggu ketersediaan ruang perawatan atau rujukan di RS lain.

"Walaupun belum dapat ruang, kami tetap berikan penanganan di IGD semaksimal mungkin. Misalnya pasien yang membutuhkan perawatan dengan ventilator, dirawat dengan ventilator di IGD," ujar Astrid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Rob di Jakarta Pekan Ini

Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Rob di Jakarta Pekan Ini

Megapolitan
Penutup Saluran Air di Dekat Stasiun MRT Blok A Amblas, Bahayakan Pengendara yang Lewat

Penutup Saluran Air di Dekat Stasiun MRT Blok A Amblas, Bahayakan Pengendara yang Lewat

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Guru Digaji Rp 300.000 meski Terima Kuitansi Rp 9 Juta, Tidak Ada Pemotongan...

Duduk Perkara Kasus Guru Digaji Rp 300.000 meski Terima Kuitansi Rp 9 Juta, Tidak Ada Pemotongan...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jabodetabek Hujan Siang-Malam

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jabodetabek Hujan Siang-Malam

Megapolitan
Pencuri Motor di Pesanggrahan Bikin Kunci Modifikasi Sendiri untuk Memuluskan Aksi

Pencuri Motor di Pesanggrahan Bikin Kunci Modifikasi Sendiri untuk Memuluskan Aksi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Meninggal di Tumpukan Sampah | Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan

[POPULER JABODETABEK] Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Meninggal di Tumpukan Sampah | Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan

Megapolitan
Harga Tiket Damri Jakarta-Purwokerto dan Jadwalnya per November 2023

Harga Tiket Damri Jakarta-Purwokerto dan Jadwalnya per November 2023

Megapolitan
Harga Tiket DAMRI Jakarta-Cilacap dan Jadwalnya per November 2023

Harga Tiket DAMRI Jakarta-Cilacap dan Jadwalnya per November 2023

Megapolitan
Lambang Kabupaten Bekasi dan Artinya

Lambang Kabupaten Bekasi dan Artinya

Megapolitan
Nekat Merokok di Kampung Tanpa Asap Rokok Matraman, Siap-siap Kena Denda

Nekat Merokok di Kampung Tanpa Asap Rokok Matraman, Siap-siap Kena Denda

Megapolitan
Sudah 2 Tahun Beraksi, Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Pakai Kunci Buatan Sendiri

Sudah 2 Tahun Beraksi, Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Pakai Kunci Buatan Sendiri

Megapolitan
BNN: Pengguna Narkotika di Indonesia Turun, Lebih dari 300.000 Anak Terselamatkan

BNN: Pengguna Narkotika di Indonesia Turun, Lebih dari 300.000 Anak Terselamatkan

Megapolitan
3 Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim Digaji Pakai Dana BOS, Ada yang Dapat Cuma Rp 500.000

3 Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim Digaji Pakai Dana BOS, Ada yang Dapat Cuma Rp 500.000

Megapolitan
Soal Kasus Aiman, TPN Ganjar-Mahfud: Kebebasan Berbicara Jangan Dibungkam

Soal Kasus Aiman, TPN Ganjar-Mahfud: Kebebasan Berbicara Jangan Dibungkam

Megapolitan
Anies-Muhaimin Belum Tentukan Jadwal Kampanye Bersama

Anies-Muhaimin Belum Tentukan Jadwal Kampanye Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com