Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman RS Kolaps di Depok Kian Nyata, Pasien Covid-19 Menumpuk di IGD

Kompas.com - 29/01/2021, 06:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Akibat IGD yang membeludak, sebagian permintaan rujukan bahkan harus ditolak kendati pasien yang hendak dirujuk sudah bergejala sedang dan berat.

Apa mau dikata, keadaan memang jauh dari memungkinkan.

"Jika kondisi IGD masih penuh dan ruang rawat yang dibutuhkan pasien tidak tersedia, permintaan rujukan belum dapat kami terima," kata Astrid.

"Setiap hari banyak permintaan rujukan pasien Covid-19 derajat sedang-berat dari RS lain, sehari bisa 20-30 permintaan," sebutnya.

Baca juga: Rekor Baru, Depok Catat 516 Kasus Covid-19 dalam Sehari

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah berlangsung 2 pekan lebih pun, diakuinya, belum berdampak.

Jumlah pasien Covid-19 yang tak kunjung surut jadi salah satu bukti.

Suspect semakin banyak

 

Antrean di IGD RSUD Kota Depok seperti yang diceritakan Amelia sebenarnya sudah dilaporkan sejak akhir Desember lalu.

Saat itu, penularan Covid-19 mulai tak terkendali imbas libur panjang pada akhir Oktober 2020. Pada akhir tahun itu, jumlah pasien masih di kisaran 2.000-an, lebih dari separuh jumlah saat ini.

Imbas libur panjang Oktober yang belum tuntas malah semakin parah oleh libur panjang Tahun Baru 2021 yang membuat jumlah pasien Covid-19 melaju pesat.

Direktur RSUD Kota Depok Devi Maryori menyebutkan, upaya penambahan kapasitas rumah sakit bukannya tak dilakukan. Namun, kecepatan menambah kapasitas rumah sakit -yang harus berjalan paralel dengan mempersiapkan alat-alat, obat, hingga tenaga kesehatan-memang kalah jauh ketimbang penularan virus SARS-CoV-2 yang bertambah secara eksponensial.

"Pokoknya begitu (ruangan isolasi) ditambah, langsung habis tuh," ujar Devi kepada Kompas.com, Rabu lalu.

Devi juga angkat bicara soal penumpukan pasien di IGD RSUD Kota Depok. Menurut dia, selain karena kapasitas ruang perawatan dan ICU Covid-19 yang makin tipis, para pasien yang datang juga banyak berstatus suspect.

Artinya, mereka dicurigai telah terinfeksi virus SARS-CoV-2 (yang menyebabkan penyakit infeksi pernapasan Covid-19) menilik gejala-gejala yang mereka derita, tetapi tanpa bukti tes PCR positif Covid-19.

"Dia datang ya kami swab (PCR) dulu. Gejalanya Covid-19 saat dia datang, seperti demam, batuk, hilang indra penciuman. Tapi karena dia datang tidak membawa hasil swab, jadi ya kami tumpuk lah di IGD, karena kami mau masukkan ke ruang mana, kami juga bingung," ujar Devi.

Dalam beberapa kasus, pasien-pasien yang datang hanya berbekal surat keterangan hasil tes antigen yang bukan metode penegakan diagnosis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com