Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2021, 06:30 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta bersama para pedagang masih koordinasi mengenai rencana mogok lanjutan karena harga daging sapi tak kunjung turun.

"Masih dirapatkan sama teman-teman (soal aksi mogok)," ujar Sekretaris DPD APDI DKI Jakarta TB Mufti Bangkit Sanjaya saat dihubungi, Kamis (28/1/2021).

Rencana aksi mogok lanjutan itu muncul karena DPD APDI tidak puas dengan keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APDI dan pemerintah pusat soal harga daging sapi.

Diketahui, harga daging yang disepakati, yaitu Rp 94.000 per karkas dan harga jual eceran Rp 130.000 per kilogram.

Baca juga: Usai Pedagang Mogok Jualan, Harga Daging Sapi Tak Juga Turun

Adapun rapat yang digelar DPD APDI dan pedagang itu membahas kenaikan harga daging yang belum turun dan beberapa persoalan lain.

"Belum (turun harga). Rapat soal harga daging dan hal lain," ucapnya.

Mufti menyebutkan, aspirasi para pedagang yang sempat mogok sebelumnya tak mendapatkan perhatian DPP APDI dan pemerintah pusat.

"Aksi libur atau mogok berjualan selama tiga hari, rangkaian keprihatinan kami sebagai pelaku usaha kecil tidak pernah mendapatkan perhatian DPP APDI," ucap Mufti.

Baca juga: Impor Jadi Solusi Pemerintah Jokowi Atasi Mahalnya Harga Daging Sapi

Menurut Mufti, DPP APDI telah mengatasnamakan para pedagang mengenai negosiasi soal harga daging dengan pemerintah pusat tanpa mendengar persoalan yang terjadi.

"Secara sepihak membuat keputusan yang kontraproduktif dengan keinginan pedagang yang digagas dan dikonsep dari awal serta seakan-akan kami harus mematuhi edaran dari DPP APDI dalam hal ini Asnawi yang tidak pernah sama sekali berkoordinasi dengan kami," ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Meninggal di Tumpukan Sampah | Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan

[POPULER JABODETABEK] Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Meninggal di Tumpukan Sampah | Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan

Megapolitan
Harga Tiket Damri Jakarta-Purwokerto dan Jadwalnya per November 2023

Harga Tiket Damri Jakarta-Purwokerto dan Jadwalnya per November 2023

Megapolitan
Harga Tiket DAMRI Jakarta-Cilacap dan Jadwalnya per November 2023

Harga Tiket DAMRI Jakarta-Cilacap dan Jadwalnya per November 2023

Megapolitan
Lambang Kabupaten Bekasi dan Artinya

Lambang Kabupaten Bekasi dan Artinya

Megapolitan
Nekat Merokok di Kampung Tanpa Asap Rokok Matraman, Siap-siap Kena Denda

Nekat Merokok di Kampung Tanpa Asap Rokok Matraman, Siap-siap Kena Denda

Megapolitan
Sudah 2 Tahun Beraksi, Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Pakai Kunci Buatan Sendiri

Sudah 2 Tahun Beraksi, Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Pakai Kunci Buatan Sendiri

Megapolitan
BNN: Pengguna Narkotika di Indonesia Turun, Lebih dari 300.000 Anak Terselamatkan

BNN: Pengguna Narkotika di Indonesia Turun, Lebih dari 300.000 Anak Terselamatkan

Megapolitan
3 Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim Digaji Pakai Dana BOS, Ada yang Dapat Cuma Rp 500.000

3 Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim Digaji Pakai Dana BOS, Ada yang Dapat Cuma Rp 500.000

Megapolitan
Soal Kasus Aiman, TPN Ganjar-Mahfud: Kebebasan Berbicara Jangan Dibungkam

Soal Kasus Aiman, TPN Ganjar-Mahfud: Kebebasan Berbicara Jangan Dibungkam

Megapolitan
Anies-Muhaimin Belum Tentukan Jadwal Kampanye Bersama

Anies-Muhaimin Belum Tentukan Jadwal Kampanye Bersama

Megapolitan
Perjalanan KRL Tujuan Bogor Sempat Terhambat akibat Gangguan Persinyalan

Perjalanan KRL Tujuan Bogor Sempat Terhambat akibat Gangguan Persinyalan

Megapolitan
Fakta-fakta Guru SDN di Jaktim yang Dapat Upah Rp 300.000 per Bulan: Tak Keberatan hingga Gaji Dinaikkan

Fakta-fakta Guru SDN di Jaktim yang Dapat Upah Rp 300.000 per Bulan: Tak Keberatan hingga Gaji Dinaikkan

Megapolitan
Bendung Katulampa Siaga 2, BPBD DKI Pantau Permukiman di Bantaran Ciliwung

Bendung Katulampa Siaga 2, BPBD DKI Pantau Permukiman di Bantaran Ciliwung

Megapolitan
Tak Terlalu Pedulikan Gimik Politik, Timnas Anies-Muhaimin: Kami Ingin Sebarkan Gagasan

Tak Terlalu Pedulikan Gimik Politik, Timnas Anies-Muhaimin: Kami Ingin Sebarkan Gagasan

Megapolitan
2 Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

2 Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com