JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jakarta, semakin mengkhawatirkan. Kedisiplinan dan fasilitas kesehatan memburuk.
Belum lagi penegakan protokol kesehatan yang tak ketat.
Demikian poin-poin yang bisa dipetik dari cerita Indra, salah satu dokter di rumah sakit di Jakarta yang berjuang menangani pasien Covid-19 sejak awal pandemi hingga saat ini.
Klaim Presiden Joko Widodo terkait keberhasilan menangani krisis kesehatan dan ekonomi pandemi Covid-19 pun Indra sangsikan.
Baca juga: Cerita Dokter di RS Wisma Atlet, Jungkir Balik karena Klaster Liburan...
“Dari kondisi saat ini ada penurunan, faktanya tidak. Kasus positif Covid-19 meningkat jumlah pasien meningkat. Bahkan sudah menembus satu juta kasus di Indonesia,” ujar Indra saat dihubungi.
Kapasitas kamar perawatan Covid-19 di rumah sakit, lanjut Indra, sudah nyaris penuh. Fakta penuhnya kamar perawatan pasien Covid-19 bisa Indra lihat di tempatnya bekerja.
Indra tak bisa banyak berkomentar dan justru mempertanyakan klaim keberhasilan Jokowi menangani Covid-19.
“Saya mempertanyakan indikator keberhasilan, saya enggak pernah dengar itu keberhasilan tangani Covid-19. Indikatornya apa? Angka-angka kasus Covid-19 meningkat. Saat ini kita masih berjuang melawan Covid-19,” ujar Indra.
Menurut dia, Indonesia masih berada di gelombang pertama pandemi Covid-19. Indonesia sama sekali belum menyentuh gelombang kedua.
“Indonesia belum di gelombang kedua, karena turunnya tidak signifikan dan pelonjakan kasus masih tinggi dibandingkan sebelumnya,” tambah Indra.
Baca juga: 17 Hotel di Jakarta Jadi Tempat Akomodasi Tenaga Medis dan Isolasi Pasien Covid-19
Hingga Kamis (28/1/2021), angka kumulatif kasus Covid-19 DKI Jakarta sebanyak 259.305 kasus.
Dari total kasus, terdapat 232.701 pasien dinyatakan sembuh. Sementara itu, 4.185 orang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19.
Indra kini mengkhawatirkan kondisi pasien yang lebih berat dibandingkan awal-awal pandemi Covid-19.
Kondisi pasien ketika masuk ke rumah sakit sudah parah karena sempat tak dapat kamar perawatan.
“Bahkan kebutuhan obat kita mengkhawitrkan sebagai dokter. Kita sudah mulai kesulitan dalam arti stok menipis. Obat-obatan khusus seperti terapi khusus seperti plasma konvalesen,” tambah Indra.
Baca juga: RSUD Depok Sebut Pasien Suspek Covid-19 Menumpuk di IGD