Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2021, 11:14 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebuah video berisi hasil swab antigen negatif tanpa tes terlebih dahulu menjadi viral di media sosial pada Sabtu (31/1/2021).

Dalam video yang diunggah pemilik akun TikTok @jessicasugiharta menampilkan tiga hasil swab yang tertera negatif.

"Kita belum di-swab kok sudah keluar hasil?" begitu tulisan dalam video tersebut.

Baca juga: Cerita Stephanie, Penyintas Covid-19 dari Klaster Keluarga yang Sempat Alami False Negative Hasil Swab

Akun yang sama kemudian mengunggah empat video lain di mana seorang perempuan bernama Jessica menceritakan kronologi dari kejadian tersebut.

Sampai berita ini diturunkan, Kompas.com tengah mencoba menghubungi Jessica untuk informasi lebih lanjut.

Kronologi kejadian

Dalam video yang diunggahnya, Jessica membeberkan bahwa kejadian itu terjadi di layanan drive-thru Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Ketika tiba, ia dan teman-temannya diminta untuk menyerahkan Kartu Tanpa Penduduk (KTP) dan melakukan pembayaran sebesar Rp 200.000 per orang.

Setelah melakukan pembayaran, ketiganya menunggu selama 15-20 menit di dalam mobil. Lalu, petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengembalikan KTP tersebut.

Si petugas juga menyerahkan tiga lembar kertas.

"Dikira kertasnya itu gue disuruh ngisi karena gue baru pertama kali swab. Terus pas gue lihat, ternyata itu hasil swab, (sementara) orangnya (petugas) sudah pergi," jelas Jessica.

Jessica dan teman-temannya masih mengira kertas tersebut nantinya akan dicoret petugas apabila ketiganya dinyatakan positif Covid-19. Sehingga, mereka lalu kembali menunggu di mobil selama 10 menit.

Lantaran tak kunjung dipanggil lagi oleh petugas, salah satu dari mereka pun menanyakan perihal hasil swab yang mereka terima tanpa tes.

Menurut Jessica, petugas kaget karena ia dan dua rekannya ternyata belum menjalani tes.

"Sampai akhirnya kertasnya diambil lagi sama mereka," katanya.

Setelah kembali harus menunggu sekitar 10 menit, Jessica dan teman-temannya akhirnya menjalani tes swab antigen.

"Kira-kira 10 menit sampai 15 menitan, baru hasil kita keluar. Negatif tiga-tiganya," ungkap Jessica.

Masih di lokasi tes, Jessica mengatakan dirinya sempat menegur petugas yang kemudian meminta maaf dengan alasan human error.

Baca juga: 4 Kasus Pemalsuan Surat Rapid Test, Lupa Ubah Nomor hingga Palsukan Tanda Tangan Dokter

Dihubungi pihak laboratorium

Setelah video hasil swab negatif sebelum tes tersebut diunggah dan kemudian viral, Jessica mengaku dihubungi langsung oleh pihak laboratorium.

Penelepon juga menegaskan bahwa kejadian di Bandara Soekarno-Hatta murni human error.

Akan tetapi, Jessica membeberkan ke penelepon bahwa semestinya hal itu tidak perlu terjadi lantaran ia dan dua rekannya lebih dulu menyerahkan KTP sebelum tes.

Selain itu, penelepon yang mengaku pihak laboratorium juga meminta Jessica untuk menghapus video yang viral tersebut, mengatakan bahwa ia bisa saja menjadi saksi di kepolisian.

Yaudah, pokoknya dia bilang kalo video ini enggak di take down, gua bisa jadi saksi di kepolisian. Gue bilang ya gue bersedia kok. Karena kejadian ini, gue enggak hoax. Gue enggak bohong,” tutur Jessica.

Pernyataan Farmalab

Dalam laporan Kompas TV, Sabtu, pihak Farmalab selaku penyedia fasilitas laboratorium tes Covid-19 telah memberikan pernyataan.

Farmalab mengungkapkan pihaknya telah menelusuri video tersebut secara internal dan investigasi di lapangan.

Hasil temuannya, mereka mengakui dan mengonfirmasi kejadian tersebut terjadi di layanan Farmalab drive-thru kawasan parking B Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Pihak Farmalab menegaskan, kejadian tersebut baru pertama kali terjadi dan tidak ada motif kesengajaan. Sehingga, lanjut mereka, kasus ini murni kelalaian dan keteledoran petugas.

Atas kejadian tersebut, pihak Farmalab mengaku telah meminta maaf sekaligus berterima kasih kepada pelanggan.

Lebih lanjut, pihak Farmalab melalui media relations-nya berencana ingin bermediasi dengan pelanggan-pelanggan (Jessica dan rekan-rekannya) sebagai bentuk apresiasi lantaran ketiganya tidak menyalahgunakan hasil swab negatif sebelum tes itu untuk syarat melakukan perjalanan.

Guna mengantisipasi kejadian serupa, Farmalab pun mengetatkan aturan standar operasional prosedur (SOP) di tiap pos layanan dengan menerapkan validasi identitas secara digital.

Kepada Kompas TV, media relations Farmalab memastikan, petugas yang melakukan kesalahan tersebut telah dinonaktifkan sesuai dengan aturan perusahaan dan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu, pihak kepolisian Polresta Bandara Soekarno-Hatta menjelaskan kepada Kompas TV bahwa kasus ini masih dalam penyelidikan guna mencari adanya dugaan tindak pidana.

Kepolisian setempat masih memeriksa bukti-bukti dan saksi, tapi enggan merinci apa saja yang telah diselidiki sampai kasus tersebut benar-benar menemukan titik terang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Glad Bus Cendana Residence-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Glad Bus Cendana Residence-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Megapolitan
Glad Bus Graha Raya-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Glad Bus Graha Raya-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Megapolitan
Pekerja Sosial di Panti Rehab Jakarta Diberi Penyuluhan agar Tak Salah Tangani Pengidap HIV/AIDS

Pekerja Sosial di Panti Rehab Jakarta Diberi Penyuluhan agar Tak Salah Tangani Pengidap HIV/AIDS

Megapolitan
Polda Metro Peringatkan Perusahaan Pinjol, Jangan Tagih Utang dengan Teror Nasabah

Polda Metro Peringatkan Perusahaan Pinjol, Jangan Tagih Utang dengan Teror Nasabah

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Penjual Tramadol dan Eksimer Berkedok Toko Kosmetik di Tangerang

Polisi Tangkap 3 Penjual Tramadol dan Eksimer Berkedok Toko Kosmetik di Tangerang

Megapolitan
Berkerumun di Sekitar Rumah yang Terbakar di Pulogadung, Warga sampai Tersiram Air

Berkerumun di Sekitar Rumah yang Terbakar di Pulogadung, Warga sampai Tersiram Air

Megapolitan
Selidiki Pembobolan Dua Toko Vape di Tangerang, Polisi Kantongi Rekaman CCTV

Selidiki Pembobolan Dua Toko Vape di Tangerang, Polisi Kantongi Rekaman CCTV

Megapolitan
PAM Jaya Imbau Warga Tampung Air Bersih Imbas Pipa Bocor di Petamburan

PAM Jaya Imbau Warga Tampung Air Bersih Imbas Pipa Bocor di Petamburan

Megapolitan
Saat Warga Pikir Dua Kali Buat Naik LRT Jabodebek ketika Tarif Sudah Normal

Saat Warga Pikir Dua Kali Buat Naik LRT Jabodebek ketika Tarif Sudah Normal

Megapolitan
Pipa Bocor di Petamburan, Suplai Air Bersih Terganggu di Sejumlah Wilayah Ini

Pipa Bocor di Petamburan, Suplai Air Bersih Terganggu di Sejumlah Wilayah Ini

Megapolitan
Video Viral Air PAM Berwarna Coklat di Cipete Utara, Wali Kota Jaksel: Sudah Ditangani

Video Viral Air PAM Berwarna Coklat di Cipete Utara, Wali Kota Jaksel: Sudah Ditangani

Megapolitan
Rumah yang Terbakar di Pulogadung Diduga Sengaja Dibakar, Saksi Diperiksa Polisi

Rumah yang Terbakar di Pulogadung Diduga Sengaja Dibakar, Saksi Diperiksa Polisi

Megapolitan
Bentrokan Ormas di Bekasi, 36 Orang Dikenai Wajib Lapor, Tiga Jadi Tersangka

Bentrokan Ormas di Bekasi, 36 Orang Dikenai Wajib Lapor, Tiga Jadi Tersangka

Megapolitan
Komplotan Pembobol Toko Vape Juga Satroni Kios Lain di Tangerang, Selisihnya Cuma 1 Jam

Komplotan Pembobol Toko Vape Juga Satroni Kios Lain di Tangerang, Selisihnya Cuma 1 Jam

Megapolitan
Rumah Warga Kena Benda Diduga Peluru Nyasar Saat Bentrok Ormas, Polisi: Kami Tidak Menembak

Rumah Warga Kena Benda Diduga Peluru Nyasar Saat Bentrok Ormas, Polisi: Kami Tidak Menembak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com