Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Dinar dan Dirham Pernah Ada di Pasar Muamalah Cipondoh, Ini Cerita Koordinatornya

Kompas.com - 31/01/2021, 21:28 WIB
Muhammad Naufal,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pasar Muamalah di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten sempat menggunakan dinar atau dirham untuk alat transaksi.

Penggunaan dinar atau dirham di pasar tersebut serupa dengan Pasar Muamalah yang berada di Jalan Raya Tanah Baru, Beji, Depok yang akhirnya viral di media sosial.

Berbeda dengan pasar di Depok yang masih aktif hingga saat ini, Pasar Muamalah yang berada di Masjid An-Nabawi, Cipondoh, itu tidak lagi menggunakan dinar atau dirham untuk bertransaksi.

Baca juga: Viral Transaksi Pakai Dinar-Dirham di Pasar Muamalah Depok dan Tanggapan Otoritas. . .

Koordinator Pasar Muamalah Cipondoh Ivan mengungkapkan, kegiatan yang serupa bazar itu terakhir diadakan sebelum pandemi.

"Udah lama itu. Satu tahun yang lalu, sebelum pandemi," ungkap Ivan melalui pesan singkat, Minggu (31/1/2021) malam.

Ivan mengaku, transaksi yang dulu digunakan pengunjung di bazar tersebut memang menggunakan dinar atau dirham.

Tujuannya, lanjut Ivan, adalah untuk membantu pedagang yang ada.

Namun, ia mengungkapkan bahwa penggunaan istilah dinar dan dirham di pasar itu bukan untuk menyebut mata uang negara manapun.

Baca juga: Viral Transaksi Pakai Dinar dan Dirham di Depok, Penjelasan Lurah dan Potensi Langgar Hukum

Melainkan, istilah untuk menyebut satuan berat sebuah koin dalam bentuk emas atau perak.

"Satu dinar adalah 4,25 gram emas. Satu dirham adalah 2,975 gram perak," tutur dia.

"Kenapa pakai nama dinar (atau) dirham, karena ini satuan yang bisa dipakai buat mengukur nishob zakat emas dan perak," lanjut Ivan.

Ivan turut mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang sempat melakukan penyidakan di bazar itu sebelum tutup.

Pasalnya, penggunaan dinar atau dirham di tempat tersebut sempat ramai diperbincangkan di media sosial.

Baca juga: Kabar Viral Pasar Muamalah di Depok Transaksi Pakai Dirham dan Dinar, Ini Penjelasan Lurah

"Banyak yang salah paham. Dikira ini mata uang asing. Padahal ini cuma koin. Layaknya main di Timezone," papar Ivan.

Tempat jual-beli tersebut kemudian tutup karena berbagai alasan. Salah satunya, yaitu dampak Covid-19.

Ia juga mengaku, bazar di Pasar Muamalah itu kemungkinan tidak akan diadakan dalam waktu dekat.

"Kegiatan kemarin kan gotong royong teman-teman yang lagi kosong kegiatan saja. Semenjak ada Covid-19, jadi pada fokus cari nafkah," ucap Ivan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com