Karena merasa kecewa, Jessica pun memutuskan membuat rekaman video hasil swab tersebut lalu mengunggahnya ke TikTok.
Setelah kembali menunggu konfirmasi petugas, akhirnya rekan Jessica kembali mendatangi pos an menanyakan mengapa mereka diberikan hasil tes sedangkan mereka belum di-swab.
"Mereka (petugas di pos) kebingungan dan saling bertatapan satu sama lain. Mereka lalu minta maaf. Rekan saya lalu kembali ke mobil dan kita menunggu lagi. Setelah beberapa menit, mereka (petugas) meminta maaf kembali ke kita dengan alasan human error karena orang yang mendaftarkan kami baru saja istirahat dan ada pegantian shift," ungkap Jessica.
Jessica dan dua rekannya akhirnya menjalani tes antigen dan hasilnya negatif.
Di sisi lain, video yang Jessica unggah menjadi ramai di media sosial.
Hal tersebut membuat pihak laboratorium kemudian menghubungi Jessica untuk meminta maaf dan meminta video tersebut dihapus.
Akan tetapi, Jessica menolak permintaan dari pihak laboratorium tersebut.
"Saya berargumen bahwa yang saya lakukan bukan pembohongan, penipuan, atau mau menjelekkan nama atau instansi tersebut karena saya tidak menyebutkan nama laboratorium (di video viral). Saya membuatnya agar kejadian ini tidak terulang lagi," terangnya.
Penelepon, menurut Jessica, kemudian menyatakan mereka tidak masalah Jessica tidak menghapus video itu.
Baca juga: Ini Peran 3 Mahasiswa Pemalsu Surat Hasil Swab PCR
Namun, pihak laboratorium mengingatkan bahwa Jessica harus bersedia menjadi saksi dan tersangka di kepolisian.
"Lalu, pihak laboratorium meminta maaf lagi dan berkata kalau saya tidak berkenan untuk men-take down video tersebut tidak apa-apa, tapi harus bersedia menjadi saksi dan tersangka di kepolisian. Saya jawab, saya siap menjadi saksi karena saya tidak berbohong. Saya lalu memberikan nomor pribadi saya ke pihak laboratorium. Tetapi sampai hari ini, saya belum dihubungi lagi oleh pihak tersebut," jelasnya.
Jessica, yang mengaku mendapat bantuan dari dr Tirta, mengungkapkan bahwa dirinya telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian pada Sabtu (30/1/2021) sore.
"Sudah, kemarin saya memberikan kronologi ke Polresta. Polisi datang ke rumah saya sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka minta kronologi dan mengetik semuanya (kesaksian). Saya juga memberi bukti hasil swab dan bukti pembayaran ke mereka," bebernya.
Polisi pun hingga saat ini masih mengusut kasus tersebut.
Sementara itu, Farmalab selaku penyedia jasa laboratorium tes Covid-19 menyatakan, kejadian tersebut murni karena kelalaian petugas mereka.
“Dalam kejadian tersebut tidak ada motif kesengajaan, murni kelalaian dan keteledoran dari petugas, kejadian dimaksud pun baru pertama kali terjadi,” ujar Direktur Utama PT Farmalab Indoutama (FLIU) Arie Genipa dalam siaran pers.
Arie menjelaskan, Farmalab telah menindak petugas yang lalai sesuai aturan yang berlaku di perusahaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.