JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras yang melanda Jakarta 14 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 1 hingga 2 Februari 2007, telah membuat sebagian besar wilayah Ibu Kota lumpuh.
Berdasarkan buku panduan menghadapi banjir, yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta akhir tahun lalu, diketahui bahwa kejadian tersebut merupakan peristiwa banjir terparah dalam dua dekade terakhir di Ibu Kota.
Luas area terdampak pada banjir Jakarta awal 2007 tersebut adalah 455 kilometer persegi, atau sekitar 70 persen dari total wilayah Ibu Kota.
Bencana hidrologi tersebut juga mencatat korban jiwa terbanyak, yakni 48 orang tewas dan 276.333 orang harus mengungsi dari tempat tinggal mereka yang terendam air.
Baca juga: Siaga Banjir Jakarta, BPBD Akan Sampaikan Peringatan Dini melalui SMS Blast
Akibat banyaknya jiwa yang mengungsi, beberapa ruas jalan tol pun dibuka sebagai lokasi pengungsian mendadak, sebagaimana yang dilansir harian Kompas.
Di antara ruas jalan tol yang digunakan adalah ruas Pluit-Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang sudah padat pengungsi pada 3 Februari hingga tak memungkinkan dilalui oleh kendaraan bermotor.
Waktu pemulihan yang diperlukan sebelum aktivitas warga bisa dapat berlangsung normal kembali adalah 10 hari.
Sebagai gambaran, banjir besar yang terjadi di Jakarta awal tahun 2020 lalu hanya merendam 156 km persegi wilayah Ibu Kota.
Sebanyak 19 jiwa melayang, dan 36.445 warga harus mengungsi ke tempat aman. Sedangkan waktu pemulihan yang dibutuhkan adalah empat hari.
Baca juga: Gugatan Ditolak, Korban Banjir Jakarta 2020 Ajukan Banding
Berdasarkan arsip harian Kompas, curah hujan selama Januari-Februari 2007 begitu luar biasa. Puncaknya terjadi pada 2 Februari ketika stasiun curah hujan mencatat rekor tertinggi 339 milimeter per hari.
Berbagai sektor dilaporkan lumpuh.
Hampir 1.500 gedung sekolah tidak bisa dipakai, yang mengakibatkan 40 persen sekolah dasar diliburkan hingga banjir surut.
Ratusan anjungan tunai mandiri (ATM) terendam banjir, menyebabkan transaksi perbankan melorot 30 persen dari hari biasa.
Selain itu, jaringan telepon dan internet terganggu. Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam.
Baca juga: Siaga Banjir Jakarta, BPBD Siapkan Sejumlah Lokasi Pengungsian
Genangan juga membuat 120 perjalanan kereta api batal. Akibatnya, PT Kereta Api Indonesia mengklaim kerugian sebesar Rp 800 juta.