"Kan sudah kelihatan sejak awal, Gerindra ini sudah memilih untuk tidak semesra dulu dengan Anies dan sudah punya calon lain, yaitu Pak Riza Patria," kata Adi.
Adi pun menilai parpol yang saat ini masih loyal dan akan mendukung Anies hanyalah PKS.
Namun, masalahnya, PKS tak memiliki cukup kursi untuk bisa mengusung Anies sendirian.
PKS saat ini hanya mengantongi 16 kursi, sedangkan syarat untuk mengusung paslon di Pilgub DKI adalah 21 kursi.
"Ya di sinilah nasib Anies sedang dipertaruhkan, apakah dia nantinya dapat dukungan parpol lain, dia maju independen, atau tidak maju sama sekali, karena yang bisa dibaca mendukung Anies kan hanya PKS," kata Adi.
"Partai yang lain tidak (mendukung Anies), justru menarik diri, apalagi partai pemerintah kan," sambungnya.
Baca juga: Jika Pecah Kongsi dengan Gerindra, Anies Diprediksi Sulit Maju Lagi di Pilkada DKI
Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, membantah isu pecah kongsi antara partainya dan Anies.
Menurut Riza, hubungan antara Anies dan Partai Gerindra tidak mengalami masalah.
Bahkan, Anies disebut baru saja bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kemarin Pak Anies ketemu dengan Pak Prabowo, ngobrol hampir dua jam, sama saya hari-hari. Jadi tidak ada masalah komunikasi, selalu berhubungan, komunikasi terus," ujar Riza dalam program Aiman di Kompas TV, Senin (1/2/2021) malam.
Baca juga: Bantah Pecah Kongsi, Riza Patria Sebut Prabowo Sudah Bertemu Anies
Riza menegaskan, Partai Gerindra berkomitmen untuk tetap mengawal Anies hingga akhir masa jabatannya pada 2022.
"Kami mengusung dan mengawal kepemimpinan Anies-Sandi dan diteruskan oleh Anies-Riza sampai 2022," kata Riza.
Riza juga angkat bicara mengenai pernyataan Ali Lubis.
Menurut Riza, pernyataan Ali Lubis adalah bentuk kesalahpahaman.
Langkah yang diambil Pemprov DKI adalah bentuk koordinasi dengan pemerintah pusat, bukan menyerahkan kewenangan penanganan Covid-19.