Dian Maharani (31), misalnya. Ia mengaku sudah menjadi pelanggan Raja Pisang Nugget sejak 2017.
Rani, sapaan akrabnya, mengaku bahkan sampai memasang alarm untuk memesan pisang nugget agar tidak kehabisan.
"Serius enak banget. Aku dulu sampe nyobain banyak merek pisang nugget, tapi enggak pernah ada yang ngalahin pisang nugget ini. Dulu kalau mau beli aku sampe pasang alarm biar enggak kehabisan," ujar Rani.
Namun, kejayaan itu mulai menghilang saat memasuki 2020.
Anggita mengatakan, jumlah pelanggannya mulai merosot sejak pandemi Covid-19 melanda.
Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan membuat Anggi kehilangan pelanggannya yang kebanyakan merupakan karyawan kantoran.
"Sebenarnya ini sudah mulai berkurangnya dari awal (masuk virus) Corona tuh pas PSBB, kami tutup tiga bulan pertama pandemi, pas buka lagi makin lama pembeli makin kurang," kata Anggi.
Baca juga: Mengenang Raja Pisang Nugget yang Bakal Tutup, Awal Merintis hingga Masa Kejayaan
Anggi yang sebelumnya bisa memproduksi 200-300 boks pisang dalam satu hari, selama pandemi pisang yang terjual tak sampai 100 boks.
Selain kehilangan pelanggan, Anggi bercerita, ia juga kesulitan mendapatkan stok pisang dari suplier.
Penjual pisang yang menjadi suplier Anggi tak lagi menyediakan stok pisang sebanyak biasanya karena pasar mulai sepi.
Kondisi tersebut membuat omzet Raja Pisang Nugget menurun drastis.
Anggi menyebutkan, dalam sehari, pada masa jayanya, Raja Pisang Nugget bisa menghasilkan omzet Rp 5 juta.
Jika dihitung, satu bulan bisa sekitar Rp 100 juta.
Namun, pada masa pandemi, omzetnya turun, hanya berkisar Rp 500.000 sampai Rp 1,5 juta per hari, atau sekitar Rp 15 juta sebulan.
Melihat usahanya yang terus tergerus karena pandemi, Anggi melakukan berbagai upaya.
Dia pernah menurunkan harga jual dari pisang yang dia jual, dari semula Rp 28.000 per boks menjadi Rp 25.000 per boks untuk semua varian rasa.
Bahkan, ia juga memberikan berbagai promo hingga satu boks dijual dengan harga Rp 22.000 saja. Hal itu membuat pendapatannya terus menurun.
"Kami mau enggak mau menurunkan harga jual sudah promo-promo," ucapnya.
Bahkan, Anggi juga beberapa kali menyuntikkan dana pribadinya untuk menyokong usahanya itu.