Dia pun mengeklaim, kapasitas testing di Ibu Kota terus meningkat hingga 135.000 orang per minggu.
Jumlah ini disebut telah melampaui standar WHO hingga 12 kali lipatnya.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 85 persen merupakan tes kepada orang yang suspect, probable, dan contact tracing.
"Peningkatan kapasitas testing juga diiringi dengan peningkatan tenaga contact tracing, tahun lalu kita telah merekrut 1.545 tenaga contact tracing," ujar Anies.
Anies lalu melanjutkan kunjungan ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, yang dulunya melayani kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkoba.
Namun kini, fasilitas pelayanan tersebut telah dialihfungsikan dan menjadi RS rujukan Covid-19 sejak Maret 2020.
Baca juga: UPDATE 2 Februari: Tambah 3.362 Kasus Covid-19 di Jakarta, 23.800 Pasien Masih Dirawat
Fasilitas kesehatan ini juga mendapatkan tambahan 200 tempat tidur isolasi.
"Dari RSKD Duren Sawit ini juga kita mendapat tambahan kapasitas testing mobile lab PCR dengan kapasitas hingga 200 spesimen per hari," kata Anies.
Pada saat bersamaan, Anies juga mengecek gedung UPT P2KPTK2 milik Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang berada di sebelah RSKD Duren Sawit.
Saat pengecekan, ia mengkaji adanya potensi gedung tersebut diubah menjadi lokasi isolasi terkendali.
Sebab, saat ini, kapasitas RS rujukan Covid-19 di Jakarta sudah mulai penuh.
"Kita harus menjaga keseimbangan penggunaan RS, sebab tidak hanya pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan," kata dia.
Baca juga: PSBB Tak Efektif, Pemprov DKI Kaji Opsi Lockdown pada Akhir Pekan
Terbaru, Anies mengunjungi RSUD Jati Padang, Jakarta Selatan.
Dalam kunjungannya, Anies mengatakan bahwa seluruh tenaga kesehatan di RS tersebut telah divaksinasi.
Sebagian tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas itu merupakan tenaga kesehatan profesional dari berbagai daerah di Indonesia yang direkrut sejak tahun lalu.