Setelah melakukan pembayaran, ketiganya menunggu selama 15-20 menit di dalam mobil. Lalu, petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengembalikan KTP tersebut.
Si petugas juga menyerahkan tiga lembar kertas.
"Dikira kertasnya itu gue disuruh ngisi karena gue baru pertama kali swab. Terus pas gue lihat, ternyata itu hasil swab, (sementara) orangnya (petugas) sudah pergi," jelas Jessica.
Jessica dan teman-temannya masih mengira kertas tersebut nantinya akan dicoret petugas apabila ketiganya dinyatakan positif Covid-19. Sehingga, mereka lalu kembali menunggu di mobil selama 10 menit.
Lantaran tak kunjung dipanggil lagi oleh petugas, salah satu dari mereka menanyakan perihal hasil swab yang mereka terima tanpa tes.
Menurut Jessica, petugas kaget karena ia dan dua rekannya ternyata belum menjalani tes.
"Sampai akhirnya kertasnya diambil lagi sama mereka," katanya.
Setelah kembali harus menunggu sekitar 10 menit, Jessica dan teman-temannya akhirnya menjalani tes swab antigen.
"Kira-kira 10 menit sampai 15 menitan, baru hasil kita keluar. Negatif tiga-tiganya," ungkap Jessica.
Masih di lokasi tes, Jessica mengatakan dirinya sempat menegur petugas yang kemudian meminta maaf dengan alasan human error.
Setelah video hasil swab negatif sebelum tes tersebut diunggah dan kemudian viral, Jessica mengaku dihubungi langsung oleh pihak laboratorium.
Penelepon juga menegaskan bahwa kejadian di Bandara Soekarno-Hatta murni human error.
Akan tetapi, Jessica membeberkan ke penelepon bahwa semestinya hal itu tidak perlu terjadi lantaran ia dan dua rekannya lebih dulu menyerahkan KTP sebelum tes.
Selain itu, penelepon yang mengaku pihak laboratorium juga meminta Jessica untuk menghapus video yang viral tersebut, mengatakan bahwa ia bisa saja menjadi saksi di kepolisian.
“Yaudah, pokoknya dia bilang kalo video ini enggak di take down, gua bisa jadi saksi di kepolisian. Gue bilang ya gue bersedia kok. Karena kejadian ini, gue enggak hoax. Gue enggak bohong,” tutur Jessica.