Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Di Balik Video Viral Jalan Buntu di Tiktok, Awalnya Hanya Eksperimen Sosial

Kompas.com - 03/02/2021, 19:34 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Dani tak menyangka video tentang jalan buntu yang dibuatnya di akun Tiktok akan viral di media sosial.

Momen-momen saat sejumlah orang memutar balik setelah Dani ingatkan bahwa yang dilewatI mereka adalah jalan buntu dan berujung di Taman Pemakaman Umum (TPU) Parakan menyedot perhatian Tiktokers.

Beberapa video bahkan sudah diputar 10-20 juta kali. Di balik viralnya video Tiktok miliknya, ada kisah-kisah unik di balik pembuatan video jalan buntu.

“Saya sih sudah prediksi video jalan buntu itu bakal viral tapi saya enggak sangka seviral ini,” ujar Dani saat ditemui di jalan buntu yang berlokasi di Jalan Parakan, Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/2/2021) sore.

 

Video jalan buntu yang dibuat Dani berawal saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahun lalu. Dirinya memiliki banyak waktu luang, atau Dani bilang “banyak gabutnya”.

Di sela-sela kekosongan waktu di tengah pekerjaannya, ia main-main ke sekitar jalan buntu di sekitar rumahnya. Dani banyak melihat orang yang salah jalan karena melewati jalan buntu.

“Saya sih cuma bilangin awalnya 'Pak Bu salah jalan, Maaf ada makam'. Akhirnya saya coba buat video,” kata Dani.

 

Awalnya, Dani memang sudah memiliki akun Tiktok sejak tahun 2017 tetapi tak fokus dalam membuat konten karena urusan pekerjaan. Namun, Dani banyak memiliki waktu luang di di saat pandemi Covid-19.

Waktu luangnya muncul karena pekerjaan utamanya di bidang pariwisata sedang anjlok karena pandemi Covid-19. Sebelumnya, Dani kerap membuat konten tentang wisata.

“Jadi saya harus cari jalan untuk meneruskan konten saya ini. Akhirnya saya jatuh cinta ke Tiktok ini 2017, tapi baru aktifnya semenjak pandemi dengan hype-nya Tiktok ini ternyata membuahkan hasil di konten saya ini,” tambah Dani.

Eksperimen sosial, riset hingga meminta izin

Pemilik akun Tiktok bernama Dani di Gang Buntu di Jalan Parakan, Cinangka, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat yang viral di Tiktok setelah menjadi latar pembuatan konsep misteri jalan buntu.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Pemilik akun Tiktok bernama Dani di Gang Buntu di Jalan Parakan, Cinangka, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat yang viral di Tiktok setelah menjadi latar pembuatan konsep misteri jalan buntu.

Ide awal Dani membuat video jalan buntu berawal dari keinginannya membuat eksperimen sosial. Eksperimen sosialnya ia buat menjadi sebuah konten misteri jalan buntu.

“Kalau saya bilang jalan buntu enggak tahu ada apa dengan kalimat jalan buntu dibandingkan dengan tempat pemakaman umum. Akhirnya ya jadi kemasan saya untuk membuat konten misteri jalan buntu ini,” kata Dani.

Dani mengaku, perlu waktu selama 10 bulan untuk menelurkan video jalan buntu. Waktu 10 bulan ia habiskan untuk membuat konsep video jalan buntu, survei lokasi, riset terkait lokasi video, hingga meminta izin ke aparat setempat.

 

“Di awal memang saya konsep konten ini. Jadi saya survei dulu saya amati dulu yang masuk ke sini yang salah jalan itu, lalu saya izin RT RW setempat,” ujar Dani.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com