Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Revitalisasi JPO Sudirman, PSI: Demi Fasilitasi Warga yang Ingin Selfie

Kompas.com - 04/02/2021, 05:20 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Viani Limardi mengkritik pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Sudirman yang dinilai hanya demi fasilitas warga yang ingin berswafoto atau selfie.

Semestinya, kata Viani, JPO harus dilengkapi dengan atap agar bisa lebih melindungi penggunanya dari terik atau hujan.

"JPO tanpa atap ini sepertinya hanya mempertimbangkan estetika dan demi memfasilitasi warga yang ingin foto-foto selfie, bukan untuk memenuhi kebutuhan para pejalan kaki dan penumpang Transjakarta yang sehari-hari melintas di situ," kata Viani dalam keterangan tertulis, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Sempat Tertunda karena Pandemi, Pemprov DKI Lanjutkan Revitalisasi JPO Karet Sudirman

Viani menjelaskan, ada ribuan orang yang melalui JPO Sudirman tiap hari, maka sudah sewajarnya JPO tersebut dipasangi atap.

Selain itu, pemasangan atap dinilai penting agar penerangan di tempat JPO bisa lebih maksimal dan menghindari tindak kriminal di tempat JPO.

"Jika situasi JPO tidak terang, saya khawatir nanti akan rawan kriminalitas, terutama bagi perempuan. Itulah mengapa perlu atap di JPO sehingga di situ bisa dipasang lampu yang terang," kata Viani.

Sayangnya dalam video yang dibuat Dinas Bina Marga terkait rancangan JPO dengan tema kapal pinisi tersebut tidak terlihat instalasi lampu dan atap sehingga diperkirakan suasana JPO akan gelap.

Baca juga: JPO Karet Sudirman Akan Direvitalisasi untuk Kenang Nakes, Warganet: Apa Hubungannya?

Viani juga mengatakan, JPO yang digunakan sebagai anjungan pandang dan galeri akan mengganggu fungsi utama untuk mendukung mobilitas warga.

"Jika Pemprov DKI ingin membuat tempat selfie dan galeri, sebaiknya dibuat di tempat khusus yang lebih luas, nyaman dan aman tanpa harus mengganggu moblitas pejalan kaki," kata Viani.

JPO Sudirman yang akan direvitalisasi mengusung konsep Kapal Pinisi. JPO tersebut dilengkapi dengan Anjungan Pandang Jakarta yang menunjukan perkembangan Ibu Kota.

Selain itu, akan ada galeri apresiasi bagi para tenaga kesehatan yang saat ini berjuang melawan pandemi Covid-19 menjadi gada terakhir.

Baca juga: Revitalisasi JPO Karet Sudirman Bertema Kapal Pinisi Gunakan Dana KLB

Fasilitas lainnya yang rencananya akan hadir, yaitu area Central Business District Karet Sudirman antara pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna transportasi publik.

JPO Sudirman juga akan dilengkapi CCTV dan sensor beban pada anjungan untuk menjamin keamanan para penggunanya.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, revitalisasi JPO Karet Sudirman akan menggunakan dana koefisien kelebihan lantai bangunan (KLB).

Dia memastikan bahwa pembangunan JPO tersebut tidak menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta.

Hari memaparkan, JPO tersebut direvitalisasi karena struktur bangunan memang sudah perlu diperbaiki, bukan dikhususkan untuk membuat JPO sebagai apresiasi untuk tenaga kesehatan yang saat ini berjuang melawan Covid-19.

JPO tersebut, lanjut Hari, dibangun justru untuk menunjang promosi mobilitas aktif seperti pesepeda dan pejalan kaki dan mendorong peralihan moda angkutan pribadi ke moda angkutan rendah emisi.

"Ada pun monumen nakes (tenaga kesehatan) itu hanya fungsi tambahan sebagai penghormatan karena dibangun pas momentumnya dengan pandemi, namun bukan tujuan utama," kata Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com