Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah di Kampung Caman Bekasi, Menumpuk Puluhan Tahun hingga Seluas Lapangan Sepak Bola

Kompas.com - 04/02/2021, 08:06 WIB
Walda Marison,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi sudah satu pekan lebih menangani tumpukan sampah yang ada di lahan Kampung Caman, Bekasi Barat.

Pemkot Bekasi berusaha memindahkan sampah-sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada di kawasan Bantargebang.

Namun, selama dalam proses penanganannya, Pemkot Bekasi terkendala minimnya fasilitas dan kondisi sampah yang begitu banyak.

Kompas.com merangkum fakta terkait kondisi tumpukan sampah dan kendala dalam menanganinya versi Pemkot Bekasi.

1. Kurang alat berat

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi kekurangan alat berat untuk mengeruk seluruh sampah yang ada di lokasi tersebut.

Sejauh ini, Pemkot hanya mengandalkan mobil kecil untuk mengangkut sampah ke TPA di Bantargebang.

Sebanyak 40-50 petugas sudah dikerahkan untuk bertugas di lokasi.

"Kami kan perlu alat berat yang banyak, walaupun untuk masuk ke sana agak susah, jadi kami kalau mau masuk pakai mobil kecil. Itu juga kendalanya," kata Kadis Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yuliana, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Pemkot Bekasi Kekurangan Alat Berat untuk Angkut Sampah di Bekasi Barat

Saat ini, Dinasi Lingkungan Hidup meminjam beberapa unit alat berat dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.

2. Seluas lapangan sepak bola

Kondisi sampah yang banyak juga menyulitkan para petugas. Luas lahan sampah itu diperkirakan setara dengan lapangan sepak bola.

"Ya selapangan bola (luas tumpukan sampah) yang di lokasi. Kalau yang di belakangnya lagi banyak karena di situ kan dijadikan tempat kompleks pemulung, bangunan liar," kata Yayan.

Kondisi itu disebabkan warga sudah puluhan tahun membuang sampah di lokasi tersebut.

Maka dari itu, butuh waktu bagi Pemkot Bekasi untuk mengeruk semua sampah itu.

3. Pemulung menjamur

Karena banyak warga yang buang sampah di sana, pelan-pelan pemulung pun berdatangan.

Pemulung semakin menjamur hingga akhirnya mereka menetap di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com