Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penyeret Anjing di Tangerang Tak Berani Pulang Meski Kasus Berujung Damai

Kompas.com - 04/02/2021, 13:35 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber Warta Kota

TANGERANG, KOMPAS.com - Heri (45), pemilik anjing yang disiksa dengan cara diseret menggunakan sepeda motor oleh dua orang pria, mengaku kasus pencurian dan penyiksaan terhadap hewan peliharaannya telah berakhir damai.

Berbekal informasi dari warga di sekitar tempat tinggalnya, Heri akhirnya mengetahui identitas kedua pelaku, yang ternyata merupakan anak dari kenalannya.

"Bapaknya (pelaku) teman (saya) semua. Sudah kumpul semua (dan masalah diselesaikan) secara kekeluargaan. Sudah damai lah. Saya sudah pasrah," ujar Heri, Rabu (3/2/2021).

Dia mengaku tidak bertemu dengan kedua pelaku karena mereka tidak berani pulang usai berita soal penyeretan anjing tersebut viral di media sosial pada Senin (1/2/2021).

Baca juga: Fakta-fakta Kasus Anjing Diseret Pengendara Motor, Hewan Curian hingga Laporan Ditolak Polisi

Sebelumnya, Heri telah mencoba untuk menempuh jalur hukum dengan melaporkan tentang pencurian dan dugaan penyiksaan terhadap anjing yang sudah ia miliki 15 tahun itu.

Namun, pihak kepolisian menolak laporan tersebut karena Heri tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan sang anjing.

Kronologi pencurian dan penyeretan

Dilansir dari Warta Kota, anjing tersebut dicuri dari rumah Heri di Jalan Pasirandu, Kecamatan Curug, Tangerang, pada Senin (1/2/2021) sekira pukul 06.55 WIB.

Menurut Heri, anjing miliknya memang biasa keluar rumah saat pagi hari untuk membuang kotoran.

Namun, Heri kaget begitu diberi tahu tetangga bahwa peliharaanya telah dicuri dan diseret sepanjang jalan menggunakan sepeda motor.

Baca juga: Tak Ada Bukti Kepemilikan, Laporan Kasus Anjing Dicuri dan Diseret Pemotor Ditolak Polsek hingga Polda Metro

Aksi keji itu dilihat dan diabadikan oleh seorang pengguna jalan. Foto itu kemudian dikirim ke yayasan pemerhati hewan, Natha Satwa Nusantara.

Foto tersebut viral setelah diunggah oleh yayasan tersebut di akun Instagramnya.

Direktur Operasional Natha Satwa Nusantara, Anisa Ratna mengatakan, pihaknya langsung menggali informasi mengenai anjing tersebut sesaat setelah menerima kabar penyiksaan itu.

Anisa mencari pemilik sang anjing, sampai akhirnya bertemu dengan Heri. Anisa dan kawan-kawannya yang lain juga akhirnya membuat laporan ke Polres Metro Tangerang Kota.

Hanya saja laporan itu juga mendapat penolakan karena tidak adanya bukti kepemilikan hewan tersebut.

Baca juga: Saat Penyiksa Hewan Lolos dari Jeratan Hukum. . .

Perlu edukasi pada masyarakat

Tren kasus kekerasan terhadap hewan masih saja terjadi di lingkungan masyarakat, Jakarta Animal Aid Network (JAAN) menilai perlu adanya edukasi terkait masalah tersebut.

Edukasi sejak dini, terutama pada pelajar, diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus-kasus kekerasan terhadap hewan.

"Memang sosialisasi itu sangat diperlukan agar masyarakat itu bisa lebih sadar. Edukasi ke tingkat sekolah-sekolah juga penting sekali," kata Founder JAAN, Femke De Haas, Senin (1/2/2021).

Feemke menilai, Kementerian Pendidikan juga perlu memberikan perhatian khusus mengenai kekerasan terhadap hewan. Bahkan, materi ini bisa saja dimasukan ke dalam kurikulum sekolah sebagai bentuk edukasi kepada para pelajar.

"Edukasi sejak dini itu sangat penting sekali. Kalo anak anak tidak pernah belajar mengenai kekerasan satwa, dan orangtua tidak menjelaskan (bahwa hal itu buruk), bagaimana bisa mereka menjadi warga yang baik," tutur Feemke.

(Editor: Valentino Verry)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pelaku Penyiksa Anjing di Kota Tangerang tak Berani Pulang ke Rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com