Pasalnya, lanjut Sutrisno, industri restoran maupun hotel hingga kini belum dapat kembali bangkit seutuhnya.
"Turun semua (pendapatan restoran dan hotel). Tadinya turun 20 persen, sekarang turun lagi. Kalau ada ini (lockdown akhir pekan), bisa semakin parah," katanya.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berharap pemerintah daerah tidak mengadakan lockdown dan lebih menekankan pada langkah pengetatan mobilitas masyarakat berbasis mikro tingkat desa dan RT/RW.
"Aprindo berharap tidak ada lagi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersifat ujicoba berkaitan seperti lockdown partial yang tidak efektif," ujar Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey dalam keterangan tertulis, Kamis.
Kemudian, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja juga berharap lockdown tidak terjadi agar pengorbanan yang mereka telah keluarkan selama pandemi tidak menjadi sia-sia.
Sebab, menurutnya, lockdown membutuhkan pengorbanan. Hal itu tidak akan efektif apabila dilakukan secara parsial atau pada waktu-waktu tertentu.
"Jangan sampai pengorbanan besar menjadi sia-sia akibat lockdown tidak efektif," kata Alphonzus kepada Kompas.com, Kamis.
Dia juga menegaskan bahwa letak permasalahan ada pada pemerintah yang masih inkonsisten dalam menegakkan aturan.
"Jadi permasalahan sebenarnya adalah perihal penegakan, bukan tentang pemberlakukan tambahan-tambahan pembatasan," ucap Alphonzus.
Karenanya, Alphonzus berharap, pemerintah bisa memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat menerapkan protokol kesehatan secara ketat, disiplin, dan konsisten.
(Reporter: Singgih Wiryono, Rosiana Haryanti , Sonya Teresa Debora, Rindi Nuris Velasrosdela, Ira Gita Natalia Sembiring/ Editor: Sandro Gatra, Egidius Patnistik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.